Dari tadi, mulai perjalanan pulang sampai di rumah, senyum manis tak lepas dari wajah manisnya.
"Ify pulaang!!" Ify membuka pintu rumahnya,
"darimana Fy??"
"jalan-jalan Ma"
"Ma?" Ify baru sadar. Kenapa suara Mamanya berbeda. Dan.. Oh iya! Kan Mamanya pergi keluar negeri. Ify mengalihkan pandangannya ke arah ruang TV. Seorang cowo sedang duduk disana, "Kak Debo?!"
"AAAA... KAKAAAKKK!!!" Ify langsung melompat kepelukan Kakaknya itu. Debo adalah Kakak sepupu Ify. Ify aula curhat ke Kakaknya itu. Tapi setelah Debo kuliah ke Aussie, mereka jadi jarang kontakan, "Kakak kok nggak ngabarin mau pulang?" tanyanya sambil menatap mata Debo, "kan Kakak mau ngasih surprise sama kamu"
"hehe. Ngga papa deh. Kakak lama kan disini? Kakak liburan kan?" tanya Ify penuh harap,
"Kakak nggak liburan disini"
"trus ngapain dong?"
"Kakak tinggal di Indonesia sekarang"
"serius Kaak??! Demi apaa??!! Aaaa... Yeee... Berarti ntar ada temen curhat lagiii... Yuhuuu" Ify langsung joget-joget. Debo cuma geleng-geleng ngeliatnya.
***
Rio duduk di balkon kamarnya sambil menatap bintang. Ia masih
menikirkan kejadian sore tadi, "kenapa gue meluk dia tadi ya?" gumamnya dengan dahi berkerut,
"kayanya Iel bener deh. Ify tuh ngga sejahat yg gue pikirin".
"Ma.. Andai Mama ada disini, pasti Rio bisa sharing apa pun ke Mama. Rio pasti bisa cerita masalah Rio ke Mama" ujarnya lirih. Rio menunduk dalam. Dirasakannya air matanya jatuh di pipinya. Rio menangis.
***
"Ih tapi Kakak bego! Kan di Aussie tuh bagus banget Kak. Kenaoa malah milih kuliah di Indonesia?" Ify menoleh ke arah Debo. Tangannya memeluk lutut. Sejak tadi, ia dan Debo duduk di halaman belakang rumahnya ditemani bintang malam,
"ya ngga papa. Kakak nggak ngerasa comfort aja di Aussie. Lagian kan disini Kakak di UI Fy, udah bagus banget lho itu. Lagian kan juga bisa nemenin kamuuu" Debo balik menatap Ify sambil menarik hidungnya. Ify teryawa kecil. Kini Ify manggut-manggut, "bener juga sih Kak. Oh iya, Tante Fira bukannya lagi di Semarang ya? Kan Oma sakit"
"oma sakit? Kok Kakak nggak tau?"
"yeee.. Kan Kakak baru pulang. Gimana sih" Debo mengacak rambut Ify,
"ntar pulang pergu sekolah Kakak yang anter jempu kamu oke?"
"beneran?? Yes!! Aaa... Kak Debo baik bangeett... Emmmm..." Ify memeluk erat Kakaknya itu dengan senyum megembang,
"aduh Fy! Kakak sesak nih"
"hahaha... Lengkap deh Kak kebahagiaan Ify hari ini"
"ditambah dengan kamu senyam-senyum pas pulang tadi iya?"
"iiihh... Apa sih Kak" pipi Ify memerah,
"dih, gitu kamu ya. Biasa juga curhat ke Kakak. Cerita dong" kata Debo. Ia jadi lucu sendiri ngeliat Ify yg jadi senyam-senyum sekarang. Kenapa coba?
"Mm.. Iya deh aku cerita. Jadi gini Kak, tadi sore itu..." dan mengalirlah cerita dari mulut Ify dari mulai pertama tadi dia mau ke pantai sampai ia dipeluk Rio.
***
Ify mematut diri di depan kaca rias kamarnya. Ia baru saja selesai mandi. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, "oh iys. Ntar kalo gue.ketemu Kak Rio gimana dong?" gumamnya bingung., "ih taulah!" Ify langsung turun untuk sarapan.
Debo memberhentikan mobilnya di depan gerbang sekolah Ify yg megah. Ia ikut turun saat Ify turun, "belajar yg bener ya?"
""sip! Bye Kaakk.. Ntar jemput yaa" katanya ceria,
"oke tuan Putri. Kakak balik yaa" Ify mengangguk lalu masuk ke dalam sekolahnya.
***
"Ify sama siapa sih?"
"woy Yo! Dicariin kemana-mana ternyata disini lo" tiba-tiba Cakka, Gabriel, dan Alvin datang dengan bola basket,
"ngeliatin siapa sih lo?" tanya Gabriel penasaran,
"Ify sama siapa tuh Yo? Wiihh.. Cowonya keren! Mobilnya juga keren" timpal Cakka. Rio masih saja diam,
"lo kenapa sih Yo? Jealous?" tanya Gabriel dengan nada agak serius,
"ck!" Rio malag berdecak kesal sambil meninggalkan ketiga sobatnya,
"dih tuh anak. Dijawab kek, malah ditinggalin. Cabutlah!" Gabriel pun berjalan diikuti Cakka dan Alvin.
@Istirahat
"Huaahh... Pegel mata gue ngeliatin papan tulis dari tadi. Ga ada satu pun materinya yg nyangkut" kata Ify sambil meluruskan tangan dan kakinya yg pegal,
"tau nih tepar gue! Eh ngantin yuk ah! Laper gue" ujar Via sambil berjalan duluan. Via, Ify, dan Agni langsung mengikutinya.
***
Pesanan 4 sekawan itu sudah datang. Mereka pun melahap pesanan masing-masing. Maklum, cacing perut sudah demo di dalam, "mm.. Weekend ngemall yuk!" ajak Ify,
"boleh. Ikut ya Ag?" kata Shilla sambil menoleh,
"iya aja deh"
"gitu dong. Sekali-kali jadi cewe"
"asem lu Vi"
"gue manis yee..."
"serah lo deh!"
"hello Girls!" terdengar suara seseorang yang tak lain adalah Gabriel. Ify sudah deg-degan. Iayakin dugaannya pasti benar kali ini. Benar saja. Agni menyenggol lengannya. Ya, Rio juga pasti ada disini, "kita gabung boleh ya?" tanya Alvin,
"boleh doonngg... Duduk Kak" ujar Shilla semangat disertai senyuman manisnya,
"makasih cantik"
"halo Agni cantiikk... Pangeranmu datang nih!" Cakka memulai aksi gejenya,
"iya, pangeran kodok" Agni melengos malas,
"ih, kamu kok gitu sih Ag sama aku. Gini-gini kan aku juga pacar kamu"
"dih sok imut lo Kka!" Ify cuma senyum-senyum ngeliat teman-temannya. Agni dan Cakka pacaran tapi berantem mulu,
"eh gue pesen dulu ya? Pada mau pesen apa nih?" tanya Gabriel seraya berdiri,
"kaya biasa aja Yel" ujar Rio. Gabriel pun berlalu.
Pesanan datang. Mereka langsung mengambil pesanan masing-masing, "Fy, tolong sambelnya dong" ujar Rio. Kebetulan sambal memang paling dekat dengan Ify, "eh, ini Kak" mulut Gabriel, Cakka, maupun Alvin yang tadinya asyik mengunyah siomay berhenti perlahan. Gabriel melirik Rio dengan tatapan lo-mesti-cerita-ke-gue dan dibalas dengan Rio yg hanya mengangkat bahunya.
***
"Ooo... JAdi ceritanya lo udah mulai ada rasa nih sama Ify?" tanya Alvin usil,
"ya nggak sih.."
"hmm.. Semuanya perlu proses guys"
"gue setuju sama lo Yel" Cakka menjentikkan jarinya seraya menunjuk Iel. Mereka berhigh five ria. Rio hanya diam tak menanggapi mereka. Apa yg dibilang Gabriel benar?
***
"Ify!" Ify langsung berbalik saat namanya dipanggil,
"Ka Rio? Ada apa?" tanyanya,
"mm.. Mau pulang ya Fy?"
"iya. Tuh udah dijemput" Ify menunjuk Debo yang bersandar di mobilnya,
"e.. Oh. Yaudah deh kapan-kapan aja" Ify megerutkan dahinya bingung. Kapan-kapan? Ify pun akhirnya manggut-manggut saja, "gue duluan ya Kak" Ify pun tersenyum lalu meninggalkan Rio.
"Tuh cowo siapa sih sebenernya?"
-TBC-
"Ify pulaang!!" Ify membuka pintu rumahnya,
"darimana Fy??"
"jalan-jalan Ma"
"Ma?" Ify baru sadar. Kenapa suara Mamanya berbeda. Dan.. Oh iya! Kan Mamanya pergi keluar negeri. Ify mengalihkan pandangannya ke arah ruang TV. Seorang cowo sedang duduk disana, "Kak Debo?!"
"AAAA... KAKAAAKKK!!!" Ify langsung melompat kepelukan Kakaknya itu. Debo adalah Kakak sepupu Ify. Ify aula curhat ke Kakaknya itu. Tapi setelah Debo kuliah ke Aussie, mereka jadi jarang kontakan, "Kakak kok nggak ngabarin mau pulang?" tanyanya sambil menatap mata Debo, "kan Kakak mau ngasih surprise sama kamu"
"hehe. Ngga papa deh. Kakak lama kan disini? Kakak liburan kan?" tanya Ify penuh harap,
"Kakak nggak liburan disini"
"trus ngapain dong?"
"Kakak tinggal di Indonesia sekarang"
"serius Kaak??! Demi apaa??!! Aaaa... Yeee... Berarti ntar ada temen curhat lagiii... Yuhuuu" Ify langsung joget-joget. Debo cuma geleng-geleng ngeliatnya.
***
Rio duduk di balkon kamarnya sambil menatap bintang. Ia masih
menikirkan kejadian sore tadi, "kenapa gue meluk dia tadi ya?" gumamnya dengan dahi berkerut,
"kayanya Iel bener deh. Ify tuh ngga sejahat yg gue pikirin".
"Ma.. Andai Mama ada disini, pasti Rio bisa sharing apa pun ke Mama. Rio pasti bisa cerita masalah Rio ke Mama" ujarnya lirih. Rio menunduk dalam. Dirasakannya air matanya jatuh di pipinya. Rio menangis.
***
"Ih tapi Kakak bego! Kan di Aussie tuh bagus banget Kak. Kenaoa malah milih kuliah di Indonesia?" Ify menoleh ke arah Debo. Tangannya memeluk lutut. Sejak tadi, ia dan Debo duduk di halaman belakang rumahnya ditemani bintang malam,
"ya ngga papa. Kakak nggak ngerasa comfort aja di Aussie. Lagian kan disini Kakak di UI Fy, udah bagus banget lho itu. Lagian kan juga bisa nemenin kamuuu" Debo balik menatap Ify sambil menarik hidungnya. Ify teryawa kecil. Kini Ify manggut-manggut, "bener juga sih Kak. Oh iya, Tante Fira bukannya lagi di Semarang ya? Kan Oma sakit"
"oma sakit? Kok Kakak nggak tau?"
"yeee.. Kan Kakak baru pulang. Gimana sih" Debo mengacak rambut Ify,
"ntar pulang pergu sekolah Kakak yang anter jempu kamu oke?"
"beneran?? Yes!! Aaa... Kak Debo baik bangeett... Emmmm..." Ify memeluk erat Kakaknya itu dengan senyum megembang,
"aduh Fy! Kakak sesak nih"
"hahaha... Lengkap deh Kak kebahagiaan Ify hari ini"
"ditambah dengan kamu senyam-senyum pas pulang tadi iya?"
"iiihh... Apa sih Kak" pipi Ify memerah,
"dih, gitu kamu ya. Biasa juga curhat ke Kakak. Cerita dong" kata Debo. Ia jadi lucu sendiri ngeliat Ify yg jadi senyam-senyum sekarang. Kenapa coba?
"Mm.. Iya deh aku cerita. Jadi gini Kak, tadi sore itu..." dan mengalirlah cerita dari mulut Ify dari mulai pertama tadi dia mau ke pantai sampai ia dipeluk Rio.
***
Ify mematut diri di depan kaca rias kamarnya. Ia baru saja selesai mandi. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, "oh iys. Ntar kalo gue.ketemu Kak Rio gimana dong?" gumamnya bingung., "ih taulah!" Ify langsung turun untuk sarapan.
Debo memberhentikan mobilnya di depan gerbang sekolah Ify yg megah. Ia ikut turun saat Ify turun, "belajar yg bener ya?"
""sip! Bye Kaakk.. Ntar jemput yaa" katanya ceria,
"oke tuan Putri. Kakak balik yaa" Ify mengangguk lalu masuk ke dalam sekolahnya.
***
"Ify sama siapa sih?"
"woy Yo! Dicariin kemana-mana ternyata disini lo" tiba-tiba Cakka, Gabriel, dan Alvin datang dengan bola basket,
"ngeliatin siapa sih lo?" tanya Gabriel penasaran,
"Ify sama siapa tuh Yo? Wiihh.. Cowonya keren! Mobilnya juga keren" timpal Cakka. Rio masih saja diam,
"lo kenapa sih Yo? Jealous?" tanya Gabriel dengan nada agak serius,
"ck!" Rio malag berdecak kesal sambil meninggalkan ketiga sobatnya,
"dih tuh anak. Dijawab kek, malah ditinggalin. Cabutlah!" Gabriel pun berjalan diikuti Cakka dan Alvin.
@Istirahat
"Huaahh... Pegel mata gue ngeliatin papan tulis dari tadi. Ga ada satu pun materinya yg nyangkut" kata Ify sambil meluruskan tangan dan kakinya yg pegal,
"tau nih tepar gue! Eh ngantin yuk ah! Laper gue" ujar Via sambil berjalan duluan. Via, Ify, dan Agni langsung mengikutinya.
***
Pesanan 4 sekawan itu sudah datang. Mereka pun melahap pesanan masing-masing. Maklum, cacing perut sudah demo di dalam, "mm.. Weekend ngemall yuk!" ajak Ify,
"boleh. Ikut ya Ag?" kata Shilla sambil menoleh,
"iya aja deh"
"gitu dong. Sekali-kali jadi cewe"
"asem lu Vi"
"gue manis yee..."
"serah lo deh!"
"hello Girls!" terdengar suara seseorang yang tak lain adalah Gabriel. Ify sudah deg-degan. Iayakin dugaannya pasti benar kali ini. Benar saja. Agni menyenggol lengannya. Ya, Rio juga pasti ada disini, "kita gabung boleh ya?" tanya Alvin,
"boleh doonngg... Duduk Kak" ujar Shilla semangat disertai senyuman manisnya,
"makasih cantik"
"halo Agni cantiikk... Pangeranmu datang nih!" Cakka memulai aksi gejenya,
"iya, pangeran kodok" Agni melengos malas,
"ih, kamu kok gitu sih Ag sama aku. Gini-gini kan aku juga pacar kamu"
"dih sok imut lo Kka!" Ify cuma senyum-senyum ngeliat teman-temannya. Agni dan Cakka pacaran tapi berantem mulu,
"eh gue pesen dulu ya? Pada mau pesen apa nih?" tanya Gabriel seraya berdiri,
"kaya biasa aja Yel" ujar Rio. Gabriel pun berlalu.
Pesanan datang. Mereka langsung mengambil pesanan masing-masing, "Fy, tolong sambelnya dong" ujar Rio. Kebetulan sambal memang paling dekat dengan Ify, "eh, ini Kak" mulut Gabriel, Cakka, maupun Alvin yang tadinya asyik mengunyah siomay berhenti perlahan. Gabriel melirik Rio dengan tatapan lo-mesti-cerita-ke-gue dan dibalas dengan Rio yg hanya mengangkat bahunya.
***
"Ooo... JAdi ceritanya lo udah mulai ada rasa nih sama Ify?" tanya Alvin usil,
"ya nggak sih.."
"hmm.. Semuanya perlu proses guys"
"gue setuju sama lo Yel" Cakka menjentikkan jarinya seraya menunjuk Iel. Mereka berhigh five ria. Rio hanya diam tak menanggapi mereka. Apa yg dibilang Gabriel benar?
***
"Ify!" Ify langsung berbalik saat namanya dipanggil,
"Ka Rio? Ada apa?" tanyanya,
"mm.. Mau pulang ya Fy?"
"iya. Tuh udah dijemput" Ify menunjuk Debo yang bersandar di mobilnya,
"e.. Oh. Yaudah deh kapan-kapan aja" Ify megerutkan dahinya bingung. Kapan-kapan? Ify pun akhirnya manggut-manggut saja, "gue duluan ya Kak" Ify pun tersenyum lalu meninggalkan Rio.
"Tuh cowo siapa sih sebenernya?"
-TBC-
0 komentar:
Posting Komentar