Sabtu, 30 November 2013

Favorite Girl (cerpen RiFy)


Haluuu… Saya kembali membawa cerpen. Haha, inilah kebiasaan saya pemirsa, selalu terinspirasi bikin cerita dari lagu. Kali ini dari lagunya mantan saya Justin Bieber #plakk! Oke fine, lanjut saja ini dia!! Taraa…




I always knew you were the best
The 
coolest girl I know
So prettier than all the rest
The star of my show
So many times I wished
You'd be the one for me
But never knew you'd get like this
Girl what you do to me



            Pemuda itu masih terus  menatap seorang gadis yang sedang melatih teman-temannya. Gadis dengan rambut indah, dan tubuh semampai. Matanya terus mengikuti kegiatan gadis itu. Diraihnya sebotol minuman isotonic di sebelah tasnya dan ditegak habis. Matanya masih terus menatap gadis yang ntah sejak kapan mencuri hatinya,
“Yo!” sebuah tepukan di bahunya mengalihkan pandangannya,
“ah elo Yel ngagetin aja” Rio -pemuda tadi-  mengalihkan  pandangannya,
“ngeliatin apaan sih lo?” tanya Gabriel,
“itu ta..” kata-katanya terhenti saat melihat si gadis sudah pergi ntah kemana,
“siapa?” tanya Gabriel bingung,
“ah elo sih Yel! Pergi kan jadinya dia!” kesal Rio sambil meraih tasnya dan pergi,
“lah, kok jadi gue yang disalahin sih? Lagi PMS tuh anak? Emosian aja, Yo! Woy tungguin gue!!”

***

You're who I'm thinking of
Girl you ain't my runner up
And no matter what you're always number one
            Rio menatap lanngit-langit kamarnya dengan telapak tangan sebagai bantalan kepalanya. Wajah gadis itu masih terbayang-bayang di kepalanya, “kayanya gue jatuh cinta deh sama dia” gumamnya lalu terkekeh pelan,
“tapi namanya siapa ya? Gue baru liat dia lagi” ujarnya lagi. Dahinya berkerut,
“ah tanya Iel ajalah besok”

***

            “Yel! Yel!” Gabriel langsung berbalik saat mendengar namanya dipanggil,
“elo Yo. Kenapa? Kangen lo ya sama gue?” ujarnya kepedean. Langsung saja Rio menoyor kepala Gabriel,
“apa coba! Gue mau nanya nih sama lo”
“nanya apaan? Biasa juga gue yang nanya sama lo” maklum, selain terkenal di sekolah karena ketampanan dan posisinya sebagai kapten tim basket, Rio juga terkenal dengan otaknya yang jenius. Tak salah jika ia dipilih menjadi ketua OSIS,
“itu lho, mm.. Gimana ya?”
“apaan? Yang jelas dong!”
“itu.. Lo tau nggak, cewe yang ngelatih tim cheers? Ngga tau sih gue dia kapten tim cheers ato apa? Yang pasti gue baru ngeliat dia hari ini” Gabriel mengelus-elus dagunya. Mencoba berfikir siapa gadis yang dimaksud Rio itu,
“aha!” Gabriel menjetikkan jarinya,
“tau Yel?” tanya Rio antusias,
“nggak”
“ck! Gue serius nih..”
“hehe, iya iya gue tau. Dia Ify, Ify tuh sepupu gue” jawab Gabriel santai,
“ah seriusan lo? Masa dianya cantik lo butek begini”
“dih, udah sukur lo gue kasih tau malah ngehina”
“hehe, piece Yel. Trus, trus, Ify kelas berapa? Dia berartu ngegantiin Angel kapten cheers dulu dong”
“iya, dia yang ngegantiin. Ify ya sama kaya kita kelas XI. Tapi dia XI-2,  tapi lo musti tau Yo, Ify tuh anaknya dingin banget lho” Rio mengerutkan dahinya bingung,
“dingin? Maksud lo?”
“iya dingin, nih ya, Ify tuh ngomong ngirit, trus juga kalo masalah cowo dia baru sekali pacaran. Trauma sih katanya, karena dulu dia punya mantan namanya Debo selingkuh dan kepergok sama Ify, yaudin” jelas Iel panjang lebar. Rio manggut-manggut tanda mengerti,
“tapi kok, lo tau banget sih Yel soal Ify?”
“wong gue sepupunya gimana sih?”
“yaudahlah thank’s banget sob. Kelas yuk!”
“marree..” mereka berdua pun berjalan menuju kelas mereka. IX-1.

***


My prize possession
One and only
Adore ya girl I want ya
The one I can't live without
That'
you that's you


            Rio berjalan menuju perpustakaan. Ya, ini pertama kalinya ia menghabiskan jam istirahat ke perpustakaan. Biasanya kalau tidak di kantin ya lapangan basket. Tapi kenapa kali ini perpustakaan? Ya! Karena ia akan mengejar sang pujaan hati.
Menurut penjelasan dari Iel, Ify suka ke perpustakaan kalau istirahat.
            Rio masuk dengan santai ke dalam ruangan yang sepi itu. Disana hanya ada penjaga perpustakaan, Ify, dan seorang anak cewe. Dilihatnya Ify yang sedang focus dengan buku yang dibacanya. Rio mengangkat bahunya lalu mengambil sebuah buku yang ntah apa judulnya.
            Rio duduk di kursi depan Ify. Masih di meja yang sama. Gadis itu diam, sepertinya ia terlalu asyik dengan bukunya sampai-sampai tak menyadari kehadiran Rio, ‘duh, gimana caranya ya?’ batin Rio bingung,
“mm.. Hey” sapanya garing. Ify mengangkat wajahnya dan mengalihkan pandangannya dari buku ke Rio. Ia menoleh ke kanan dan kiri,
“lo ngomong sama gue?” tanyanya,
“i.. iya gue ngomong sama lo lah” Rio tersenyum. Ify hanya manggut-manggut lalu kembali membaca. Ini pertama kalinya ada gadis yang tidak terpesona dengan senyumnya, menakjubkan!
“mm.. Kenalin gue Rio” Rio mengulurkan tangannya,
“Ify” Ify menjawab tanpa menjabat tangan Rio. Ia kembali membaca. Hey Ify! Tidakkah kau lihat aku yang tampan ini dihadapanmu. Oh Tuhan..
‘ya ampun sumpah nih cewe bener-bener ngga biasa!’
KRRRIIINNGG…!!!
Bel masuk berbunyi. Ify langsung bangkit dari duduknya, “gue duluan ya” gadis itu melangkahkan kakinya keluar ruangan,
“eh, adduh! Gila banget gue kagok depan cewe gitu. Ah! Payah nih!”
“hey kamu! Masuk sana! Nggak dengar bel ya?” bentak si Ibu penjaga perpustakaan,
 “eh, i.. iya Bu”

***

            “Ahahah… Sumpah Yo lucu banget lo, ahaha…”
“iya, ketawa aja lo terus sampe puas” kata Rio kesal. Ia baru saja menceritakan kejadian di perpus tadi,
“haha, sorry Yo sorry. Abis lo lucu sih, kan gue udah bilang sama lo, yaa.. Ify emang agak susah. Tapi lo coba usaha lagi aja deh” Gabriel menepuk-nepuk pundak Rio,
“ya iya. Biasanya tuh cewe-cewe pada melting gue senyumin, nah Ify? Cool mamen, diem doing. Ah gila aja” Rio geleng-geleng mengingat tingkah Ify tadi.
“pede banget lo”
“kenyataan kali. Tapi liat aja, gue yakin gue bisa naklukin Ify”
You're my special little lady
The one that makes me crazy
Of all the girls I've ever known
It's you, it's you
My favorite, my favorite
My favorite, my favorite girl
My favorite girl
             
        Rio merenung di balkon kamarnya ditemani gitar kesayangannya. Ia memabayngkan wajah seorang gadis yang sudah dapat ditebak siapa, “huff.. Ify emang bener-bener bikin penasaran. Gue pake cara apa lagi ya ngedeketin dia?” pikirnya bingung. Pasalnya, dari dulu selalu saja cewe yang mengejar Rio, bukan Rio yang mengejar mereka,
“haish! Bisa gila gue kalo tiap hari mikirin lo Fy!” Rio mengacak-acak rambutnya frustasi.
You're used to going out your way
To impress these Mr. Wrongs
But you can be yourself with me
I'll take you as you are
I know they said believe in love
Is a dream that cant be real
So girl let's write a fairytale
And show 'em how we feel


            Rio berjalan dengan santainya menuju kelas. Kelasnya sedang jam kosong, ntah kenapa tidak ada guru pengganti. Ia baru saja dari kamar mandi. Tapi tak sengaja dilihatnya Ify yang sedang membawa setumpuk buku-buku seorang diri. This is show time! Rio mulai beraksi, ia menghampiri Ify,
“mm… Boleh gue bantu?” tanyanya agak ragu,
“ngga usah makasih” Ify menjawa dengan dingin,
“mm.. Tapi lo repot lho. Ntar kalo jatoh gimana, ini buku-buku temen lo kan?” Rio masih keukeuh. Ify tampak terdiam sebentar,
“mm.. Yaudah deh boleh. Tapi emang lo nggak ke kelas?”
“kelas gue kosong” Rio mengambil setengah dari tumpuka buku di tangan Ify,
‘yes!’

***

            “Iel my brooo….” dengan semangatnya Rio duduk di sebelah Gabriel,
“dari mana aja lo? Ke toilet aja setaun”
“lo ngga tau sih! Gue baru aja berhasil menaklukkan hati seseorang”,
“Ify?” Rio menjentikkan jarinya,
“ooh. Ngapain lo emang?”
“bantuin dia bawain buku temen-temennya. Keren dong guee… Gentle gitu lho”
“dih apa coba! Basi!”
“sirik aja lo ah!”
“ngga tuh”

***

            Bel istirahat berbunyi. Semua murid-murid langsung berhamburan ke kantin. Rio menghentikan  langkahnya saat di depan kantin,
“nape lo?” tanya Iel bingung,
“bentar. Lo duluan aja deh, misi selanjutnya akan berlangsung nih” tanpa menunggu jawaban Gabriel, Rio langsung berlari duluan,
“tuh anak..” ia geleng-geleng dan ikut masuk mencari kursi.

***

My prize possession
One and only
Adore ya girl I want ya
The one I can`t live without
That's you that's you
You're my special little lady
The one that makes me crazy


            “Ehm, gue boleh gabung?” suara seseorang mengalihkan pandangan Ify yang sedang memakan baksonya sendirian. Ia hanya mengangguk dan melanjutkan makannya. Orang itu –Rio- duduk di kursi di depan Ify,
“mm.. Kemaren lo belum nyebutin nama lo. Nama lo siapa?” tanya Rio hati-hati,
“Ify” Rio manggut-manggut,
‘basi banget pertanyaan gue’
“mm.. Kok sendirian aja Fy? Temen-temen lo pada kemana?”
“pada sama pacarnya” jawabnya singkat,
“lo sendiri ngga punya pacar? Padahal lo cantik lho” Rio mencoba memuji Ify. Dan reaksi Ify? Siapa sangka Ify tersenyum manis. Miracle!
“thank’s, tapi gue belum mikir buat itu”
“oowh..”
“mm.. Gue duluan ya, ee..”
“Rio” Rio menyambung kata-kata Ify,
“ah iya Rio, sorry gue lupa. Gue ke kelas ya”
“oh, i.. Iya” Ify bangkit dari duduknya dan meninggalkan Rio yang sudah tak tertebak ekspresinya seperti apa saat ini.

***

Of all the girls I've ever known
It's you, it's you
My favorite, my favorite
My favorite, my favorite girl
My favorite girl
Baby it's you
My favorite, my favorite
My favorite, my favorite girl
My favorite girl


            Rio belum pulang. Ia baru saja membantu Pak Duta memeriksa ulangan fisika anak-anak kemaren, “ajegile cape parah  guee.. Mana si Iel udah pulang lagi. Ck!” ia berdecak kesal,
“waw! Sambil menyelam minum air. Ternyata ada Ify disitu, assiikk…” langsung saja Rio menrapikan kembali bajunya dan menghampiri Ify.
“hey, belum pulang?” tanya Rio basa-basi. Ia duduk di kursi sebelah Ify. Mereka sedang berada di kantin,
“lo liat?”
“ya belum sih. Ngerjain apaan sih?” Rio melirik buku tulis Ify. Ify menunjuk dengan dagunya,
“lo ngga ngerti?” Ify menggeleng lemah,
“mau gue ajarin?” Ify menatap Rio ragu,
“lo bisa?”
“yee.. Lo ngeremhin Fy, gini-gini gue jago fisika lagi,”
“hehe, sorry. Ini nih nomor 3, 4, sama 5” Rio menggeser buku tulis Ify,
“oohh.. Gini  nih, kalo nomor 3 lo cari dulu kuat arusnya, setelah dapet baru pake rumus yang ini. Kerjain dulu deh” Rio sedikit mencoret buku Ify,
“bentar..” Ify mencoba mengerjakan soal tadi,
“jadi hasilnyaaa… Aaa!! 360 joule yaa!” katanya senang,
“nah tuh tau. Nomor 4 sama 5 gitu juga caranya”
“oohh.. Ya ya..”

30 menit kemudian…

“ahahah… Udah ah Yo! Lama-lama sakit perut gue denherin lo ngelucu terus”
“gue kan humoris Fy. Buktinya, gue ganteng kan?”
“dih, ngga nyambung lo!” Ify menoyor kepala Rio,
“hahah...”
“gue mau pulang nih, lo ngga pulang Yo?” tanya Ify seraya menggendong tasnya. Sedari tadi PRnya sudah selesai, tapi belum jadi pulang karena Rio asik bercanda,
“eh, gue anterin aja deh fy. Ngga baik lo cewe pulang sendirian udah sore banget gini” Rio ikut berdiri
“mm… Ngga usah deh Yo, ntar gue ngerepotin banget lagi”
“nggak kok beneran deh. Mau ya?”
“bener ngga papa”
“iya Ify cantik” pipi Ify langsung memerahs saat mendengar pujian Rio barusan,
“Fy..”
“eh iya Yo. Ee.. Yaudah deh boleh, thank’s ya sebelumnya”
“that’s oke Fy” mereka pun berjalan menuju parkiran.

***

            Ify melemparkan tubuhnya ke tempat tidurnya. Rio baru saja mengantarkannya. Ntah kenapa sejak tadi senyum manis tak hilang dari wajah manisnya, “kok gue seneng banget ya bareng Rio?” gumamnya,
“apa gue jatuh cinta? Tapi cepet banget”
“tapiii.. Kayanya gue suka sama dia”

***

            Ify melangkahkan kakinya ke dalam sekolah. Ia baru saja tiba pagi ini. Sepertinya terlalu pagi. 06:15,
“Hey Fy!” merasa dipanggil, Ify menoleh,
“eh, hai Yo” sapa Ify balik,
 “iya. Lo kalo dateng pagi jam segini?” tanya Rio,
“ngga sih, ini juga kepagian”
‘eh, kok Ify ngga jutek ya sama gue? Ahayde! Asekk..’
“Rio!”
“eh, y.. Ya Fy?”
“kelas lo udah praktek biologi belum? Kok kelas gue ngga jadi-jadi ya?”
“mm.. Kan katanya Bu Okky keluar kota Fy”
“oh gitu. Eh kelas yuk!”
“oke, oh ya, ntar istirahat gue tunggu di kantin ya”
“sip!” Ify mengacungkan jempolnya setuju.

***

            Bel istirahat berbunyi dengan nyaringnya. Ify segera merapikan buku-bukunya dan beranjak dari kursinya,
“eh, Fy, mau kemana?” tanya Via yg duduk di meja sebelah Ify,
“kantinlah, mau ikut?”
“ngga deh, gue kan mau ke kelasnya Iel, hehe” Ify melengos,
“ya, pacaran dah lo sono. Bye Viaaa..”
“bye!!” Ify segera keluar kelas meninggalkan Via yang masih sedikit bingung dengan sikapnya hari ini,
“ngga biasanya Ify ke kantin, biasa juga perpus” gumamnya,
“ah tapi baguslah!” Sivia pun ikutan keluar kelas.

***
            Rio menunggu Ify di kantin. Ia duduk di meja tempat ia dan Iel biasa makan. Tadi, saaat Gabriel ingin gabung malah diusirnya dan disuruh pacaran sama Via. Katanya, “gue lagi nunggu special guest” special guest?
“hai Yo!” suara seorang gadis membuyarkan lamunan Rio, ‘itu dia special guest gue’
“eh, Fy. Duduk” Ify tersenyum dan langsung duduk di depan Rio,
“kok lo sendiri Yo?” tanyanya,
“hah? Ee.. Si Iel mau pacaran katanya sama Via, hehe. Jadi dia ngga mau di ganggu. Oh iya, pesen apa Fy?”
“bakso aja deh”
“Bu! Bakso dua ya!” si penjual di stand bakso mengangguk dan segera membuat bakso pesanan Rio,
“oohh.. Pantes tadi Via ngga mau gue ajak” ujar Ify,
“kan bagus Fy kita bisa bedua” ceplos Rio asal,
“apa Yo?”
“hah? Ng.. nggak. Emang gue ngomong apa tadi?”
“ooh..” Ify Cuma manggut-manggut. Rio selalu canggung jika di depan Ify. Tak pernah ia canggung ia di depan cewe,
“ini mas pesanannya”
“oh iya makasih Bu. Dimakan Fy” Ify tersenyum seraya menarik mangkuk baksonya,
“ehm, Fy, minggu ini tim basket gue latihan lho buat pertandingan minggu depan. Tim cheers lo nggak?” tanya Rio sambil mengaduk-aduk baksonya. Ify menelan bakso di mulutnya lalu mulai berbicara,
“iya. Oh iya, lo kapten basket ya Yo?” Rio hanya mengangguk. Tak ingin bersikap narsis seperti biasanya dihadapan gadis ini,
“hebat lo ya. Jadi kapten tim basket kan susah” Rio hanya tersenyum berusaha merendah.
DEG!
Tiba-tiba saja jantung Ify berdetak berkali-kali lebih cepat seperti biasanya. Ify memegang dadanya, ‘aduh! Gue kenapa nih? Masa sih gara-gara Rio’
“Fy..” tak ada jawaban,
“Ify!” Ify masih tak bergeming,
“ALYSSA SAUFIKA!”
“hah? Eh, i.. iya Yo. Kenapa?” tanya Ify gelagepan,
“lo kenapa sih? Ngelamun lagi, mikirin gue yaa?” goda Rio usil,
“ih, apaan sih! Ngga lagi”
“ya trus kenapa?”
“ngga papa. Udah ah makan lagi”
“ngaku deh Fy.. Lo mikirin gue kaann??” Rio menaik turunkan alisnya. Ify menatapnya lalu tertawa kecil,
“yah, serah lo lah!”
“yes! Gue menang, hehe” Rio malah nyengir kuda, menampakkan gingsul di ujung giginya,
“mm.. Minggu gue jemput ya Fy?” tanya Rio ragu-ragu,
“ee… Ntar ngerepotin lo lagi”
“ngga lagi, apaan sih Fy. Masa gitu aja ngerepotin, gue yg nawarin ini” Ify pun mengangguk setuju,
‘misi gue berhasil!’

***

            Hari Minggu. Sebenarnya hari ini ingin digunakan Ify untuk bersantai di rumah, nonton TV sepanjang hari ditemani cemilan, atau segala jenis kegiatan yg dilakukan di rumah. Tiap Minggu, ntah kenapa Ify lebih senang stay di rumah dari pada keluar, kecuali jika sedang mood.
Tapi hari ini, ia ingat harus latihan bersama timnya. Huff.. Ify segera mengganti bajunya dengan pakaian yg lebih nyaman di pakai, lalu turun.
Drrtzz.. drttzz..
Ify merogoh tasnya dan meraih iPhone miliknya. Ada 1 sms

---
From: Rio
Fy, gue udh nyampe d depan rumah lo nih
---

Ify memutuskan untuk tidak membalas dan segera turun.

            Dari pintu rumahnya, Ify dapat melihat Rio yg sedang bersandar pada caviganya sambil memutar-mutar kunci motornya, ‘ih! Kok gue jadi kesemsem banget ya sama Rio’ Ify senyam-senyum gak jelas,
“hey Fy, kok masih disini?” suara Mama mengagetkan Ify,
“eh, Mama ngagetin aja” Mama lalu mengikuti arah pandang Ify. Beliau tersenyum seakan mengerti,
“siapa tuh Fy? Pacar kamu ya?” goda Mama,
“hah? Ih, Mama apa deh. Nggalah, itu temen Fy, namanya Rio”
“temen apa temeen? Ganteng kok Fy, anaknya juga kayanya baik deh, lebih juga ngga papa kok Fy” wajah Ify langsung memerah mendengar kata-kata Mamanya,
“ih Mama udah deh, aku pergi dulu ya” Ify mengecup pipi Mamanya,
“eh Fy”
“kenapa Ma?” Ify langsung berbalik. Mamanya mendekati Ify lalu berbisik,
“ntar kalo udah jadi jangan lupa kasih tau Mama”
“Mama iih….”
“udah ah, udah nungguin tuh pangerannya” daripada Mamanya menggoda Ify terus, Ify langsung menghampiri Rio yg masih setia menunggunya.
 
“Hai Yo!”
“eh, hai Fy!..” tiba-tiba Mata Rio menangkap Mama Ify yang sedang berdiri menyandarkan bahu kanannya di ambang pintu rumah,
“siang Tante. Saya izin bawa Ify ya Tante” ujar Rio sopan, seraya menyunggingkan senyum terbaiknya,
“iya. Ngga dibalikin juga ngga papa kok” Mama Ify balas tersenyum,
“Mama udah deh!” ambek Ify lagi,
“kita berangkat ya Tante”
“Ify berangkat Ma!”
“hati-hati!”


***

You take my breath away
With everything you say
I just wanna be with you
My baby my baby oh
Promise to play no games
Treat you no other way
Than you deserve 'cause you're the girl of my dreams


            Rio dan Ify tiba di sekolah. Semua mata langsung tertuju pada mereka. Ntah mereka sadar pun ntah tidak. Sang kapten tim basket berjalan berdampingan dengan kapten tim cheers. Mereka terlihat sangat sserasi. Sampai fans-fans Rio pada jealous semua,
“hey Yo! Fy!” Sivia dan Gabriel menghampiri mereka,
“disini juga Vi?”
“iya nemenin Iel”
“makin lengket aja dah lo bedua” kata Gabriel sambil menyenggol lengan Rio,
“apaan sih Yel” pipi Ify memerah,
“haha. Pipi lo merah tuh Fy”
“ngga mulai deh Via”
“hehe, damai Fy”
“udah ah gue ganti dulu, duluan Fy! Yel, Vi!”
“gue juga deh” Ify ikut meninggalkan mereka,
“Rio! Ify!” suara Gabriel menghentikan langkah keduanya yang memang tidak berjalan berdampingan. Refleks mereka berbalik, “kalian gantinya nggak bareng kan?” keduanya langsung ternganga dan serempak mengatakan,
“SOMPLAK!”


***

            “Five, six, seven, eight! One, two, three four five six seven eight! Oke good” Ify lalu menghentikan gerakannya. Ia mengipas-ngipas tubuhnya dengan sebelah tangan, “huuuff… Panas banget gilak! Guys! Break dulu ya!” Ify lalu melangkah menuj uruang ganti. Dimana disana ada botol minumnya.

            “Ahh… Lega..” Ify menutup botol air mineralnya. Ia memasukkan kembali ke dalam tas lalu kembali ke lapangan.
Tapi.. Lho! Lapangan sepi sama sekali tak ada orang. Ify jadi  bingung sendiri, “kan tadi guue ngomongnya break bentar. Kenapa pada pulang?” tanyanya bingung. Ia berjalan ke tengah lapangan basket indoor itu, “Viaa..!! Rioo..!! Gabriel..!! Hello guys! Pada kemana coba?”
DUK!
Suara bola basket yang jatuh dari atas refleks membuat Ify berbalik. Ify kaget bukan main saat disana sudah tertera spanduk kuning dengan tulisan merah yang isinya; DO YOU WANT TO BE MY GIRLFRIEND?
Ify semakin bingung. Siapa yang menembaknya. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Siapa ‘dalang’ dari semua ini?
“Ify…” tak lama, muncullah Rio. Masih dengan baju basketnya dan rambut yang acak-acakan. Ntah kenapa menurut Ify tatanan rambut Rio membuatnya terlihat lebih… keren.
“Ri.. Rio”
“gue emang bukan cowo romantis Fy. Gue hanya Rio. Rio yang saat ini jatuh cinta sama lo. So.. would be my girl?”speechelas. Bagaimana tidak? Rio menembaknya secara tiba-tiba dan tak ada tanda apa-apa. Ya ampun… Jantung Ify rasanya sudah melompat kenana-mana,
“mm… Gu.. Guee.. I.. I would” Ify tersenyum manis. Hati Rio langsung lega rasanya. Ternyata cinta dan perjuangannya tidak berakhir sia-sia. Lantas Rio langsung memeluk Ify, “makasih, makasih Fy” Ify hanya tersenyum dalam pelukan Rio,
“CIEEEE… YANG UDAH JADIAN!!”
“PEJEE!! PEJE!!”
“HAHAH….”


Epilog


            Tim basket Harapan Bangsa tampak sudah sangat siap. Mereka sudah melakukan berbagai latihan dan persiapan sebelum pertandingan ini. Ya, ini adalah final mereka melawan Bakti Purnama. Tim mereka yang diketuai oleh Mario Stevano Aditya Haling.
            Sama halnya dengan tim cheers. Mereka sudah siap dengan`pom-pom di tangan masing-masing. Sejak tadi, mereka terus melakukan pemanasan dan berlatih, tim cheers Harapan Bangsa memang paling terkenal dan sering menjuarai berbagai lomba. Diketuai oleh Alyssa Saufika Umari.
            “Rio!” Rio yang sedang melakukan pemanasan langsung berbalik saat namanya dipanggil,
“Ify? Ada apa?” tanyanya,
“ng.. Nggak. Kamu semangat ya! Aku dukung kamu terus lho” Ify tersenyum manis,
“pasti dong, kamu juga”
“aku duluan ya” sebelum meninggalkan lapangan, Ify mendaratkan kecupan di pipi kanan Rio dan langsung berlari. Rio hanya terdiam sambil senyam-senyum memegangi pipinya.

Inilah cinta, tidak dapat ditebak bagaimana awal dan akhirnya. Memang benar, perjuagangan tidak akan pernah mengkhianati setiap usaha kita



Kayanya agak berantakan deh nih cerpen abal. Apa lagi bagian lagunya tuh! Ampun dah! Tapi ya sudahlah, thank’s kalo ada yang mau baca, hiks.. Keep comment J

1 komentar:

  1. inilah cinta tidak dapat di tebak bagaimana awal dan akhirnya.. yaps cinta datang tanpa di minta tetapi susah untuk pergi bahkan tak mau pergi sehingga orang terjebak dalam sebuah kata masih cinta..

    keren nih keren.. semangat nulis yaa!








    gue nitip link yaa.. kalau mau berkunjung juga boleh
    obat kista tradisional.
    obat pelangsing herbal
    terimakasih sebelumnya

    BalasHapus

 

My Wonderful World Template by Ipietoon Cute Blog Design