Sabtu, 02 November 2013

I Always Waiting (cerbung RiFy part 7)


Enjoy guys!


          Sedikit demi sedikit cahaya masuk melalui celah jendela ruangan itu. Kamar Rio. Rio yang tampaknya baru sadar dari kecelakaan kemarin sedikit menyipitkan matanya. Tiba-tiba dirasakannya sebuah tangan yang menggengggam tangannya. Ia menoleh. Dan benar saja. Bidadari hatinya sedang tidur disebelahnya dengan keadaan kepala yang miring. Rio tersenyum melihatnya,
“Rio kamu udah sadar sayang?” Mama Rio langsung menghampirinya dan menhelus rambut anaknya itu,
“iya Ma” Mama Manda tersenyum senang,
“Ma, Ify…”
“Oh Ify, iya. Kemarin dia itu nangis terus setelah kamu kecelakaan. Dia ngerasa bersalah banget sama kamu, Mama suruh pulang dulu, eh dia nggak mau, katanya mau nungguin kamu. Ya begini deh jadinya” jelas Mama panjang lebar. Rio terdiam mendengar penuturan Mamanya. Ify menangisi dirinya? Benarkah? Rasanya Rio ingin terbang saja. Peluangnya untuk mendapatkan Ify semakin terbuka.
***
            Kepala ify sedikit bergerak. Cahayy matahari begitu menyilaukan matanya, “pagi Putri Cantik. Gimana tadi malem tidurnya? Mimpiin aku nggak?” Ify yang mendengar suara itu langsung menoleh, “Ka Rio!” refleks ia memeluk Rio. Rio terkekeh pelan dan membalas pelukan Ify. Rio tersenyum senang melihat Ify. Ify melepas pelukannya, “Kak, maaf…” katanya lirih. Ify menunduk dalam,
“hey Fy…” Rio menarik dagu Ify agar menatap matanya. Dengan segala keberanian yang dikumpulkan Ify menatap mata Rio,
“Fy, mata loo.. Bengkak sih? Lo berapa jam sih nangisnya?”
“ih! Gara-gara lo juga nih!” Ify manyun,
“dih, malah nyalahin gue”
“pokoknya losalah”
“hei, ada apa ini?” suara Tante Manda terdengar. Beliau membawa plastic yang –sepertinya- berisi sarapan, “eh, Tante” Ify tersenyum,
“nih, Tante beliin kamu sarapan Fy. Mi goreng aja ngga papa kan?”
“ngga papa kok Tante, yang penting kan sarapan. Hehe”
“buat Rio mana Ma? Masa Ify dibeliin Rionya nggak?” sungut Rio protes. Wajahnya persis seperti anak kecil,
“kamu kan masih sakit Yo. Ntar juga susternya nganterin sarapan” kata Tante Manda. Beliau mengeluarkan bungkus mi goreng Ify,
“permisi..”
“wuidiihh.. Panjang umur si suster” Suster itu tertawa kecil mendengar celotehan Rio,
“nah tuh dating kan susternya” suter itu mendorong kereta makanan ke samping tempat tidur Rio,
“”pagi Rio, sarapan dulu ya. Abis itu baru minum obat biar cepet sembuh” kata suster itu ramah. Tak lama, munculnya dokter Faris dari balik pintu,
“pagi Rio, gimana keadaan kamu? Saya periksa dulu ya?” Dokter Faris mendekati ranjang Rio,
“udah mendinganlah Dok” dokter Faris melepaskan stetoskop dari telinganya,
“jekas mendinganlah, orang ditemenin sama pacarnya terus” dokter faris melirik Ify. Ify yang merasa dirinya disangkut-sangkutkan langsung tersipu malu. Pipinya memerah. Rio terkekeh pelan, “bukan pacar Dok, masih calon” Ify bisa menebak wajahnya pasti sudah merah sekarang. Ya ampun Tuhan, malunya.
“Kalo udah jadian jangan lupa kabarin saya lho” mereka pun langsung tertawa,
“saya permisi dulu ya. Jangan lupa sarapan” Mama Rio dan Ify pun tersenyum,
“Mama keluar juga deh, sarapan di kantin aja. Pacaran deh bedua” goda Mama sambil keluar pintu.

            Hening. Tak ada yang mengeluarkan suara. Ify belum memakan sarapannya Rio pun juga belum memakan sarapannya. Rio pun juga belum memakan sarapannya. Hanya syara TV yang terdengar,
“Kak, makan dong. Lo kan lagi sakit” kata Ify memecah keheningan,
“entaran aja deh Fy. Gak mood gue makanan rumah sakit” kata Rio kembali menatap layar TV,
“yaelah, kapan mau sembuh. Makan dong Kak, gue kan ngga enak ntar sama Tante Manda”
“tapi suapin ya?” mendadak wajah Rio seperti anak kecil memasang puppy eyesnya. Benar-benar menggemaskan,
“tapi dimakan yah?” Rio mengangguk semangat saat Ify mengambil mangkuk bubur diatas meja,
‘yes!’
***
            Hari ini Rio sudah bisa keluar rumah sakit. Kebetulan Mamanya tidak bisa menjemput. Pulang sekolah, Gabriel cs. Dan Ify. Cs langsung menuju rumah sakit untuk menjemput Rio,
“halo Yo…” sapa mereka ramah,
“eh, hai guys”
“gimana Kak? Udah enakan?” Tanya Shilla seraya tersenyum,
“mudah-mudahan Shil. Kan bidadari yang ikut ngerawat” mereka mengerutkan kening bingung. Tak lama, mereka mengerti siapa yang dimaksud Rio,
“ciee Ify” Sivia mencolek dagu Ify,
“apa sih Vi”
“waw! ternyata Rio sakit banyak manfaatnya ya” kata Alvin,
“bener lo Vin. Kalo gitu caranya gue mau dah sakit biar Agni kaya gitu” ucap Cakka ngaco,
“cih! Males banget gue”
“hahah… Udah ah. Barang-barang lo yang mana aja Yo?” Tanya Gabriel
“yang itu tuh” Rio menunjuk 2 tas yang berukuran sedang,
“Fy, mending kalo lo nemenin Ka Rio aja tuh. Temenin sampe obil oke?” kata Via  usil,
“hah? Gue?”
“nggak Fy satpam, Ya elolah. Si Rio kan maunya sama lo doing” Gabriel sebel nheliat Ify yang rada lemot,
“kenapa gue? Kan..”
“ya udah sih Fy kalo ngga mau” Rio langsung memotong pembicaraan. Nada bicaranya terdengar ketus. Bukannya Ify nggak mau, tapi dia masih malu di depan teman-temannya,
“yah, yah.. Ka Rio jangan marah dong..Iya deh iya, gue yang bantuin lo” Ify membujuk Rio tsk lupa dengan senyum manisnya,
“nah gitu dong”
“huu..  Modus lo Yo” Alvin menoyor kepala Rio. Rio hanya nyengir kuda
-          TBC  -

Haaa… Part ini pendek banget yaa?? Tapi ya sudahlah saya minta maaf. Thank’s bagi yang udah baca. Keep comment J

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Wonderful World Template by Ipietoon Cute Blog Design