Enjoy guys!
Sedikit
demi sedikit cahaya masuk melalui celah jendela ruangan itu. Kamar Rio. Rio
yang tampaknya baru sadar dari kecelakaan kemarin sedikit menyipitkan matanya.
Tiba-tiba dirasakannya sebuah tangan yang menggengggam tangannya. Ia menoleh.
Dan benar saja. Bidadari hatinya sedang tidur disebelahnya dengan keadaan
kepala yang miring. Rio tersenyum melihatnya,
“Rio kamu udah sadar sayang?” Mama Rio langsung
menghampirinya dan menhelus rambut anaknya itu,
“iya Ma” Mama Manda tersenyum senang,
“Ma, Ify…”
“Oh Ify, iya. Kemarin dia itu nangis terus setelah kamu kecelakaan. Dia ngerasa bersalah banget sama kamu, Mama suruh pulang dulu, eh dia nggak mau, katanya mau nungguin kamu. Ya begini deh jadinya” jelas Mama panjang lebar. Rio terdiam mendengar penuturan Mamanya. Ify menangisi dirinya? Benarkah? Rasanya Rio ingin terbang saja. Peluangnya untuk mendapatkan Ify semakin terbuka.
“Oh Ify, iya. Kemarin dia itu nangis terus setelah kamu kecelakaan. Dia ngerasa bersalah banget sama kamu, Mama suruh pulang dulu, eh dia nggak mau, katanya mau nungguin kamu. Ya begini deh jadinya” jelas Mama panjang lebar. Rio terdiam mendengar penuturan Mamanya. Ify menangisi dirinya? Benarkah? Rasanya Rio ingin terbang saja. Peluangnya untuk mendapatkan Ify semakin terbuka.
Kepala
ify sedikit bergerak. Cahayy matahari begitu menyilaukan matanya, “pagi Putri
Cantik. Gimana tadi malem tidurnya? Mimpiin aku nggak?” Ify yang mendengar
suara itu langsung menoleh, “Ka Rio!” refleks ia memeluk Rio. Rio terkekeh
pelan dan membalas pelukan Ify. Rio tersenyum senang melihat Ify. Ify melepas
pelukannya, “Kak, maaf…” katanya lirih. Ify menunduk dalam,
“hey Fy…” Rio menarik dagu Ify agar menatap matanya.
Dengan segala keberanian yang dikumpulkan Ify menatap mata Rio,
“Fy, mata loo.. Bengkak sih? Lo berapa jam sih
nangisnya?”
“ih! Gara-gara lo juga nih!” Ify manyun,
“dih, malah nyalahin gue”
“pokoknya losalah”
“hei, ada apa ini?” suara Tante Manda terdengar.
Beliau membawa plastic yang –sepertinya- berisi sarapan, “eh, Tante” Ify
tersenyum,
“nih, Tante beliin kamu sarapan Fy. Mi goreng aja
ngga papa kan?”
“ngga papa kok Tante, yang penting kan sarapan. Hehe”
“buat Rio mana Ma? Masa Ify dibeliin Rionya nggak?”
sungut Rio protes. Wajahnya persis seperti anak kecil,
“kamu kan masih sakit Yo. Ntar juga susternya nganterin sarapan” kata Tante Manda. Beliau mengeluarkan bungkus mi goreng Ify,
“kamu kan masih sakit Yo. Ntar juga susternya nganterin sarapan” kata Tante Manda. Beliau mengeluarkan bungkus mi goreng Ify,
“permisi..”
“wuidiihh.. Panjang umur si suster” Suster itu
tertawa kecil mendengar celotehan Rio,
“nah tuh dating kan susternya” suter itu mendorong
kereta makanan ke samping tempat tidur Rio,
“”pagi Rio, sarapan dulu ya. Abis itu baru minum
obat biar cepet sembuh” kata suster itu ramah. Tak lama, munculnya dokter Faris
dari balik pintu,
“pagi Rio, gimana keadaan kamu? Saya periksa dulu
ya?” Dokter Faris mendekati ranjang Rio,
“udah mendinganlah Dok” dokter Faris melepaskan
stetoskop dari telinganya,
“jekas mendinganlah, orang ditemenin sama pacarnya
terus” dokter faris melirik Ify. Ify yang merasa dirinya disangkut-sangkutkan
langsung tersipu malu. Pipinya memerah. Rio terkekeh pelan, “bukan pacar Dok,
masih calon” Ify bisa menebak wajahnya pasti sudah merah sekarang. Ya ampun
Tuhan, malunya.
“Kalo udah jadian jangan lupa kabarin saya lho”
mereka pun langsung tertawa,
“saya permisi dulu ya. Jangan lupa sarapan” Mama Rio
dan Ify pun tersenyum,
“Mama keluar juga deh, sarapan di kantin aja.
Pacaran deh bedua” goda Mama sambil keluar pintu.
Hening.
Tak ada yang mengeluarkan suara. Ify belum memakan sarapannya Rio pun juga
belum memakan sarapannya. Rio pun juga belum memakan sarapannya. Hanya syara TV
yang terdengar,
“Kak, makan dong. Lo kan lagi sakit” kata Ify
memecah keheningan,
“entaran aja deh Fy. Gak mood gue makanan rumah
sakit” kata Rio kembali menatap layar TV,
“yaelah, kapan mau sembuh. Makan dong Kak, gue kan
ngga enak ntar sama Tante Manda”
“tapi suapin ya?” mendadak wajah Rio seperti anak
kecil memasang puppy eyesnya. Benar-benar menggemaskan,
“tapi dimakan yah?” Rio mengangguk semangat saat Ify
mengambil mangkuk bubur diatas meja,
‘yes!’
***
Hari
ini Rio sudah bisa keluar rumah sakit. Kebetulan Mamanya tidak bisa menjemput.
Pulang sekolah, Gabriel cs. Dan Ify. Cs langsung menuju rumah sakit untuk
menjemput Rio,
“halo Yo…” sapa mereka ramah,
“eh, hai guys”
“gimana Kak? Udah enakan?” Tanya Shilla seraya
tersenyum,
“mudah-mudahan Shil. Kan bidadari yang ikut
ngerawat” mereka mengerutkan kening bingung. Tak lama, mereka mengerti siapa
yang dimaksud Rio,
“ciee Ify” Sivia mencolek dagu Ify,
“apa sih Vi”
“waw! ternyata Rio sakit banyak manfaatnya ya” kata
Alvin,
“bener lo Vin. Kalo gitu caranya gue mau dah sakit
biar Agni kaya gitu” ucap Cakka ngaco,
“cih! Males banget gue”
“hahah… Udah ah. Barang-barang lo yang mana aja Yo?”
Tanya Gabriel
“yang itu tuh” Rio menunjuk 2 tas yang berukuran
sedang,
“Fy, mending kalo lo nemenin Ka Rio aja tuh. Temenin
sampe obil oke?” kata Via usil,
“hah? Gue?”
“nggak Fy satpam, Ya elolah. Si Rio kan maunya sama
lo doing” Gabriel sebel nheliat Ify yang rada lemot,
“kenapa gue? Kan..”
“ya udah sih Fy kalo ngga mau” Rio langsung memotong
pembicaraan. Nada bicaranya terdengar ketus. Bukannya Ify nggak mau, tapi dia
masih malu di depan teman-temannya,
“yah, yah.. Ka Rio jangan marah dong..Iya deh iya,
gue yang bantuin lo” Ify membujuk Rio tsk lupa dengan senyum manisnya,
“nah gitu dong”
“huu.. Modus lo Yo” Alvin menoyor kepala Rio. Rio hanya nyengir kuda
“huu.. Modus lo Yo” Alvin menoyor kepala Rio. Rio hanya nyengir kuda
-
TBC -
Haaa… Part ini pendek
banget yaa?? Tapi ya sudahlah saya minta maaf. Thank’s bagi yang udah baca.
Keep comment J
0 komentar:
Posting Komentar