"Itu kaan.." Ify tersentak kaget. Hatinya seperti ditusuk 1000 pisau paling. Itu Dea dan Rio. Disana tampak Dea yang bergelayut di lengan Rio,
Tin! Tin!
"non Ify!" sara klkson sebuah mobil dan panggilan namanya menyadarkan Ify. Ternyata Pak Ujang sdah datang. Ify segera masuk,
"maaf non saya lama" ksta Pak Ujang saat Fy sudah masuk,
"ngga papa Pak. Buruan jalan" berkali-kaki Ify meghapus air matanya yang jatuh sambil meopang dagu menghadap keluar jendela.
***
Ify langsung melangkah ke kamar dengan air mata banjir. Ia butuh ketenangan saat ini. Hatinya benar-benar sakit. Pujaan hatinya bersama orang lain, "hiks.. Hiks.. Apa.gue bener-bener ngga pantes deket sama Ka Rio?" tanyanya sedih, "bantu aku Tuhan.. Aku udah terlalu sering sakit karema dia, hiks.." Ify menangia disela-sela do'anya.
***
Hari ini, Ify kembali beraktifitas seperti biasa. Shilla,.Via, dan Agni sudah ada di kelas, "hai Fy!" ssa agni ceria. Ify membalas dengan senymuan kecil. Serempak ketiga sahabatnya megerutkan kening bingung. Via pun mendekati Ify, "Fy.. Ada masalah ya?" tanyanya,
"nggak" sejurus kemudian Shilla da Agni mendekati mejanya juga, "pasti soal Ka Rio lagi ya Fy?" tanya.Shilla memastikan. Ify menghela nafas berat,
"yang sabar ya Fy. Kalo lo udah siap bisa share cerita lo sama kita" Agni merangkul Ify. Ify akhurnya tersenyum,
"thank's ya guys. Kalian semua emang sahabat gue" ujarnya tulus.
***
"Oohhh.. Jadi tuh cewe suka sama Rio? Heh! Berani banget dia, awas aja ntar"
***
Ify, Via, Shilla,.dan Agni berjalan menuju kantin. Sesampainya disana, Ify baru ingat sesuatu, "oh yya guys!" ia menepuk jidatnya,
"kenapa Fy?" tanya Shilla,
"gue lupa balikin buku dari perpus yang gue pinjem kemarin. Mm.. Gue balikin bentar ya? Kalian duluan aja, ntar gue nyusul oke?"
"ya udah deh. Jangan lama-lama Fy" Ify mengacungkan jempolnya sambil berlari ke kelas.
***
"Helooo!!"
"eh Fy. Pesen gih! Kita sengaja gak pesenin. Ntar keburu dingin" kata Via.lalu melahap baksonya,
"iya ngga papa. Gue pesen dulu yaa!"
***
Ify membawa mangkuk baksonya. Ia pastikan ia jalan dengan benar agar tidak tumpah atau menabrak orang.
***
"Eh eh De, si Ify tuh!" Oik menyenggol lengan Dea,
"oh iya. Enaknya kita apain De?" tanya Angel. Dea tersenyum licik, "syuutt" ia.meletakkan bibirnua di depan bibir. Kaki kananannya ia panjangkan ke samping. Daann...
***
Ify membawa mangkuk baksonya. Tinggal beberapa langkah lagi menuju mejanya.
Tapi tiba-tiba...
DUK!
SROOTT!!!
Mata Ify melotot seketika. Ia hampir jatuh. Mangkuk baksonya jatuh. Tapi bukan itu yg jadi masalah. Ada orang yg tersiram baksonya. Rio. Ya Tuhan!
"aaahhh... Shit!" umpat Rio sambil melihat bajunya yg sudah kotor dan basah,
"ya ampun. Ka Rio maaf Ka maaf. Gue beneran ngga sengaja. Kak so.." Ify jadi bingung dan kerepota sendiri. Bagaimana ini? Bakal ribet masalahnya kalau sudah begini,
"halah! Uda udah! Lo sama aja kayak yg lain! Kerjaan cari lerhatian doang sama gue! Lo pikir gue ngga tau hah?! Norak ta nggak cara lo! Dasar!" Rio membentak dengan suaranya yg cukup keras. Mereka jadi pusat perhatian di kantin. Ify hanya bisa menunduk. Ia benar-benar takut. Alvin, Gabriel, dan Cakka yg ada dibelakangnya pun tidak berani angkat bicara. Kalau sudah marah, Rio gak.akan mau mendengar penjelasan orang lain. Tak lama Rio pun pergi diikuti teman-temannya.
"Fy.." Shilla, Via, dan Ify datang. Via menyentuh bahu Ify pelan. Bisa.ia dengar Idy sudah sesenggukan. Ify langsung laru meninggalkan kantin menuju tempat yg sepi.
***
Ify terus meratapi kisahnya. Ia bisa melihat jelas sort nata Ruo tadi penuh dengan kebencian. Dibentak, dimaki, mengingat semua itu membuat hati Ify makin sakit. Berkali-kali ia menghapus air matanya, "hiks.. Kenapa sih? Lo tuh udah jahat sama gue, tali kenapa gue nggak bisa benci sama lo Kaakk.. Hiks.." air mata Ify kembali terjun. Ia bingung. Ntah ini cobaan dari Tuhan, atau ia yg terlalu baik sehingga tidak bisa membenci Rio. Sebenarnya alsannya karena Ify terlalu mencintai Rio. Tulus. Dari hatinya.
***
Ditempat lain...
"Ahahaha... Sumoah ya tadi tuh momennya pas banget!"
"gila ya lo De. Gue sih udsh yakin dari awal pasti rencana lo bakal berhasil"
"udah mau ngakak banget gue tadi gue ngeliat muka si Ify, ahahaha..." terdengar tawa puas 3 orang cewe di belakang sekolah. Ya. Merekalah Dea, Angel, dan Oik,
"siapa suruh dia berani banget naksir Rio. Rio kan punya gue" ujar Dea dengan pedenya.
Tanpa mereka sadari. Seseorang ternyata mendengar pembicaraan mereka sedari tadi, "ternayata bener dugaan gue tadi. Mereka yang nyelakain Ify" Gabriel.
***
Ify baru saja keluar dari kelas. Ia berjalan menuju keluar sekolah. Tapi tak lama kemudian, "Ify!" merasa namanua dipanggil, Ify oun berbalik. Ternuata Gabriel, Alvin, dan Cakka,
"Kakak manggil gue?" tanyanya memastikan,
"iyalah lo"
"oohh.. Ada apa Kak?"
"mm.. Kita cuma mau minta maaf atas perlakuan Rio tadi. Dia emang gitu anaknya. Lo mau kan maafin Rio?" tanua Gabriel. Ia khawatir jika Ify marah dan tidak akan memaafkan sahabatnya.itu,
"iya ngga papa kok Kak" Ify tersenyum" sontak ketiganya membelalakkan matanya serempak,
"serius Fy lo maafin Rio??!" tanya Cakka agak teriak,
"yah iya. Kenapa?"
"sumpah ya Fy gilak lo baik banget" kata Gabriel. Ify hanya tersenyum,
"lo bener-bener berhati Malaikat Fy. Thank you so much Fyyy..." kali ini Alvin yg mulai agak lebay,
"beneran deh Fy lo baik banget. Makasih banget Fy! Sobat gue yg item itu gak jadi berdosa deh" Ify tertawa kecil,
"yaudah deh Kak gue balik dulu yaa" Ify pun pergi,
"hati-hati Fy" teriak Cakka dari tempatnya.
"Hh.. Masih aada ya orang kaya Ify"
"iya Vin. Kalo gue jadi Ify mana mau gue maafin Rio. Toh gue beneran nggak sengaja kan?"
"huu... Kalo lo mah emang pendendam. Tapi ya guys, menurut gue sih Ify tuh suka sama Rio. Kalo nggak, mana ada sih yang udah bentak-bentak begitu masih aja mau maafin" Iel berfikir logis. Kedua sahabatnya pun sepertinya setuju dengan argumennya barusan,
"iya sih kayanya. Bener juga Yel"
"tapi ya sudahlah mending kita pulang" Gabriel membenarkan letak tas ransel yang ia sampirkan dibahu kanannya itu,
"bilang aja lo mau ngapelin Via" sahut Alvin sambil menoyor kepala Gabriel,
"ya sekalian lewatlah" ujarnya santai,
"huu!"
"dasar lo!"
-TBC-
Tin! Tin!
"non Ify!" sara klkson sebuah mobil dan panggilan namanya menyadarkan Ify. Ternyata Pak Ujang sdah datang. Ify segera masuk,
"maaf non saya lama" ksta Pak Ujang saat Fy sudah masuk,
"ngga papa Pak. Buruan jalan" berkali-kaki Ify meghapus air matanya yang jatuh sambil meopang dagu menghadap keluar jendela.
***
Ify langsung melangkah ke kamar dengan air mata banjir. Ia butuh ketenangan saat ini. Hatinya benar-benar sakit. Pujaan hatinya bersama orang lain, "hiks.. Hiks.. Apa.gue bener-bener ngga pantes deket sama Ka Rio?" tanyanya sedih, "bantu aku Tuhan.. Aku udah terlalu sering sakit karema dia, hiks.." Ify menangia disela-sela do'anya.
***
Hari ini, Ify kembali beraktifitas seperti biasa. Shilla,.Via, dan Agni sudah ada di kelas, "hai Fy!" ssa agni ceria. Ify membalas dengan senymuan kecil. Serempak ketiga sahabatnya megerutkan kening bingung. Via pun mendekati Ify, "Fy.. Ada masalah ya?" tanyanya,
"nggak" sejurus kemudian Shilla da Agni mendekati mejanya juga, "pasti soal Ka Rio lagi ya Fy?" tanya.Shilla memastikan. Ify menghela nafas berat,
"yang sabar ya Fy. Kalo lo udah siap bisa share cerita lo sama kita" Agni merangkul Ify. Ify akhurnya tersenyum,
"thank's ya guys. Kalian semua emang sahabat gue" ujarnya tulus.
***
"Oohhh.. Jadi tuh cewe suka sama Rio? Heh! Berani banget dia, awas aja ntar"
***
Ify, Via, Shilla,.dan Agni berjalan menuju kantin. Sesampainya disana, Ify baru ingat sesuatu, "oh yya guys!" ia menepuk jidatnya,
"kenapa Fy?" tanya Shilla,
"gue lupa balikin buku dari perpus yang gue pinjem kemarin. Mm.. Gue balikin bentar ya? Kalian duluan aja, ntar gue nyusul oke?"
"ya udah deh. Jangan lama-lama Fy" Ify mengacungkan jempolnya sambil berlari ke kelas.
***
"Helooo!!"
"eh Fy. Pesen gih! Kita sengaja gak pesenin. Ntar keburu dingin" kata Via.lalu melahap baksonya,
"iya ngga papa. Gue pesen dulu yaa!"
***
Ify membawa mangkuk baksonya. Ia pastikan ia jalan dengan benar agar tidak tumpah atau menabrak orang.
***
"Eh eh De, si Ify tuh!" Oik menyenggol lengan Dea,
"oh iya. Enaknya kita apain De?" tanya Angel. Dea tersenyum licik, "syuutt" ia.meletakkan bibirnua di depan bibir. Kaki kananannya ia panjangkan ke samping. Daann...
***
Ify membawa mangkuk baksonya. Tinggal beberapa langkah lagi menuju mejanya.
Tapi tiba-tiba...
DUK!
SROOTT!!!
Mata Ify melotot seketika. Ia hampir jatuh. Mangkuk baksonya jatuh. Tapi bukan itu yg jadi masalah. Ada orang yg tersiram baksonya. Rio. Ya Tuhan!
"aaahhh... Shit!" umpat Rio sambil melihat bajunya yg sudah kotor dan basah,
"ya ampun. Ka Rio maaf Ka maaf. Gue beneran ngga sengaja. Kak so.." Ify jadi bingung dan kerepota sendiri. Bagaimana ini? Bakal ribet masalahnya kalau sudah begini,
"halah! Uda udah! Lo sama aja kayak yg lain! Kerjaan cari lerhatian doang sama gue! Lo pikir gue ngga tau hah?! Norak ta nggak cara lo! Dasar!" Rio membentak dengan suaranya yg cukup keras. Mereka jadi pusat perhatian di kantin. Ify hanya bisa menunduk. Ia benar-benar takut. Alvin, Gabriel, dan Cakka yg ada dibelakangnya pun tidak berani angkat bicara. Kalau sudah marah, Rio gak.akan mau mendengar penjelasan orang lain. Tak lama Rio pun pergi diikuti teman-temannya.
"Fy.." Shilla, Via, dan Ify datang. Via menyentuh bahu Ify pelan. Bisa.ia dengar Idy sudah sesenggukan. Ify langsung laru meninggalkan kantin menuju tempat yg sepi.
***
Ify terus meratapi kisahnya. Ia bisa melihat jelas sort nata Ruo tadi penuh dengan kebencian. Dibentak, dimaki, mengingat semua itu membuat hati Ify makin sakit. Berkali-kali ia menghapus air matanya, "hiks.. Kenapa sih? Lo tuh udah jahat sama gue, tali kenapa gue nggak bisa benci sama lo Kaakk.. Hiks.." air mata Ify kembali terjun. Ia bingung. Ntah ini cobaan dari Tuhan, atau ia yg terlalu baik sehingga tidak bisa membenci Rio. Sebenarnya alsannya karena Ify terlalu mencintai Rio. Tulus. Dari hatinya.
***
Ditempat lain...
"Ahahaha... Sumoah ya tadi tuh momennya pas banget!"
"gila ya lo De. Gue sih udsh yakin dari awal pasti rencana lo bakal berhasil"
"udah mau ngakak banget gue tadi gue ngeliat muka si Ify, ahahaha..." terdengar tawa puas 3 orang cewe di belakang sekolah. Ya. Merekalah Dea, Angel, dan Oik,
"siapa suruh dia berani banget naksir Rio. Rio kan punya gue" ujar Dea dengan pedenya.
Tanpa mereka sadari. Seseorang ternyata mendengar pembicaraan mereka sedari tadi, "ternayata bener dugaan gue tadi. Mereka yang nyelakain Ify" Gabriel.
***
Ify baru saja keluar dari kelas. Ia berjalan menuju keluar sekolah. Tapi tak lama kemudian, "Ify!" merasa namanua dipanggil, Ify oun berbalik. Ternuata Gabriel, Alvin, dan Cakka,
"Kakak manggil gue?" tanyanya memastikan,
"iyalah lo"
"oohh.. Ada apa Kak?"
"mm.. Kita cuma mau minta maaf atas perlakuan Rio tadi. Dia emang gitu anaknya. Lo mau kan maafin Rio?" tanua Gabriel. Ia khawatir jika Ify marah dan tidak akan memaafkan sahabatnya.itu,
"iya ngga papa kok Kak" Ify tersenyum" sontak ketiganya membelalakkan matanya serempak,
"serius Fy lo maafin Rio??!" tanya Cakka agak teriak,
"yah iya. Kenapa?"
"sumpah ya Fy gilak lo baik banget" kata Gabriel. Ify hanya tersenyum,
"lo bener-bener berhati Malaikat Fy. Thank you so much Fyyy..." kali ini Alvin yg mulai agak lebay,
"beneran deh Fy lo baik banget. Makasih banget Fy! Sobat gue yg item itu gak jadi berdosa deh" Ify tertawa kecil,
"yaudah deh Kak gue balik dulu yaa" Ify pun pergi,
"hati-hati Fy" teriak Cakka dari tempatnya.
"Hh.. Masih aada ya orang kaya Ify"
"iya Vin. Kalo gue jadi Ify mana mau gue maafin Rio. Toh gue beneran nggak sengaja kan?"
"huu... Kalo lo mah emang pendendam. Tapi ya guys, menurut gue sih Ify tuh suka sama Rio. Kalo nggak, mana ada sih yang udah bentak-bentak begitu masih aja mau maafin" Iel berfikir logis. Kedua sahabatnya pun sepertinya setuju dengan argumennya barusan,
"iya sih kayanya. Bener juga Yel"
"tapi ya sudahlah mending kita pulang" Gabriel membenarkan letak tas ransel yang ia sampirkan dibahu kanannya itu,
"bilang aja lo mau ngapelin Via" sahut Alvin sambil menoyor kepala Gabriel,
"ya sekalian lewatlah" ujarnya santai,
"huu!"
"dasar lo!"
-TBC-
0 komentar:
Posting Komentar