Hellooo... Ini cerpen keduakuu.. Maaf kalo ceritanya, geje, betrantakan atau sejenisnya. Maklum masih amatir.
Jangan lupa follow @Likasandraa
Enjoy Guys!
Seorang gadis cantik nan manis menatap kearah lapangan dengan senyum manis di wajahnya. Ia menopang dagunya dengan tangan. Pandangannya tak lepas pada seorang pemuda tampan yang asik memainkan si oranye bundar, "hey! Pagi-pagi udah ngelamun aja"
"eh elo Vi. Ngagetin aja" ia kembali menatap kearah lapangan lagi. Sivia yang penasaran mengukti arah pandang gadis itu. Ia lalu menghela nafas, "lo masih ngarepin dia Fy?" Ify -gadis tadi- mengangkat bahunya, "gue terlalu cinta sama dia Vi" ujar Ify seadanya,
"tapi Fy, ntar kalo lo sakit hati gara-gara dia gimana?"
"itu urusan belakanglah Vi" Sivia hanya bisa diam melihat sahabatnya itu.
***
Ify dan teman-teman sekelasnya sedang berada di lapangan. Mereka free pelajaran olahraga kali ini. Katanya Pak Andi lagi banyak tugas. Sejujurnya Ify paling males kalo udah begini. Bingung mau ngapain. Alhasil dia mojok di lapangan sambil membaca novelnya, "halo sayaanng.."
"lho, kok kamu disini? Kan kamu lagi pelajaran"
"emang kenapa? Ngga boleh? Lagian aku males di kelas, sumpek" Ify yang mendengar itu langsung menoleh. Ternyata Rio dan Dea. Ya. Rio cowo yang ditaksirnya selama ini. Ia menyukai bahkan menyayangi Rio bukan karena Rio most wanted di sekolah ini. Ify menatap mereka nanar,
"kok gitu? Eh kamu bawa apa?" tanya Rio melirik kotak bekal di tangan Dea,
"oh, ini kue buat kamu. Nih, aku yang bikin lho. Makan.ya?" Dea menyodorkan kotak bekalnya,
"pasti dong"
"oh iya Yo, ntar pulang sekolah temenin aku shopping ya? Byee.." Dea mendaratkan kecupan di pipi Rio. Padahal Rio belum sempat menjawab apa pun.
Ify P.O.V
Aku menatap sepasasang kekasih yang duduk tak jauh didekatku. Ntah kenapa pandanganku tak bisa lepas dari mereka. Aku bisa mendengar jelas pembicaraan mereka,
"oh, ini kue buat kamu. Nih, aku yang bikin lho. Makan.ya?"
"pasti dong"
"oh iya Yo, ntar pulang sekolah temenin aku shopping ya? Byee.." Dea mendaratkan kecupan di pipi Vano.
JDEERR!!!
Hatiku rasanya ditusuk seribu pisau paling tajam di dunia. Ini yang ku takutkan selama ini. Aku harus tahan sakit hati saat melihat mereka. Tak kusangka kristal bening dari mataku akhirnya jatuh.
Author P.O.V
Sivia celingak-celinguk nyariin Ify. Dari tadi dia gak nemu sahabatnya itu, "nah itu dia" Sivia langsung menghampiri Ify,
"Ify lo kemana aja gue ca.." kata-katanya terhenti saat melihat air mata Ify. Via duduk di sebelah Ify. Ia menyentuh pundak Acha,
"Fy.. Lo nangis?" Ify agak kaget. Ia tersadar lalu buru-buru menghapus air matanya dan berbalik, "eh Vi" ia tersenyum,
"kok lo nangis Fy?" tanyanya,
"hah? E.. Enggak kok" Sivia menatap kedepan. Ia sudah menduga,
"kenapa harus Rio sih Fy?" Ify hanya tersenyum. Sivia sangat kasihan melihat Ify. Ia sangat mengerti perasaan Ify saat ini. Bagaimana tidak? Mereka sudah bersahabat sejak TK.
***
Bel masuk berbunyi. Semua.anak-anak langsung masuk ke kelas. Ify sudah duduk rapi di kursinya. Tak lama.Bu Winda masuk ke kelas, "siang semuanyaa!!"
"siang Buukk.."
"anak-anak, hari ini., Ibu akan memberi tugas kelompok untuk kalian" ujarnya,
"jadi, satu kelompok ada 2 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Kalian bisa mengambil nomor di depan sini. Siapa yang nomornya sama itu yang menjadi pasangan, mengerti semuanyaaa??"
"ngerti Bukk.." dimulai dari kursi paling depan. Tapi yang cewe dulu, nanti gantian yang cowo.
"Nomor berapa Fy?" tanya Rena,
"11"
"lo?"
"6. Siapa lagi pasangan gue?" gerutu Sicia kesal. Satu kelas mulai sibuk mencari teman sekelompok mereka.
"Woy! Nomor 11 siaaapaa??"
"guee!" Ify langsung menyahut saat mendengar suara itu. Dan benar saja, itu Rio. Ia senang bukan main saat itu,
"oh lo Fy. Jadi kapan kita mau mulai kerjanya? Waktunya cuma 5 hari kan?"
"iya. Gue sih kapan aja bisa. Tinggal elonya aja" serah Ify sambil tersenyum,"siang ini bisa? Ntar lo tunggu di parkiran aja. Gue kabarin ntar"
"oke"
"gue balik ke bangku dulu ya"
"oh iya" Ify masih senyam-senyum,
"hey! Cieee... Seneng nih yaaa.." goda Sivia,
"apaan sih Vi. Eh tapi kebetulan banget ya, hihi"
***
Pulang sekolah. Ify sudah 5 menit menunggu di parkiran. Tapi Rio tak kunjung datang. Ify masih maklum. Memang dia yg terlalu cepat datang.
***
"Rioooo... Kita jadi kan?" Tiara langsung memeluk lengan Rio,
"jadi dong! Yuk langsung aja"
"okey!"
@Mall
Rio dan Dea asyik muter,muter, makan, dan belanja. Dan semua itu Rio yang bayar. Ya, inilah kebiasaan Dea. Kesannya memang seperti memoroti Rio. Tapi entahlah.
Tiba-tiba Rio tersadar akan sesuatu, "ya ampun! Gue kan ada janji sama Ify!" Rio menepuk jidatnya,
"kamu kenapa sayang?" tanya Dea yg masih asik memilih baju-baju,
"mm.. Nggak kok ngga papa" lantas Rio mengeluarkan iPhonenya dan mengetikkan pesan singkat disana.
***
Ify masih menunggu. Siang itu sangat panas. Seakan matahari sejengkal diatas kepala. Sudah 2 botol minuman dingin ia habiskan sendiri. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu bergetar di kantong roknya. Ify pun mengeluarkan iPhone 5 putih miliknya.
From: Rio
Fy maaf hri ini gw gak bsa. Ada acara keluarga. Besok aja ngga papa kan?
To: Rio
Ok ngga papa kok :)
Setelah itu Acha langsing mencari taksi dan pulang.
***
Keesokan harinya, Ify kembali ke sekolah, "Fy!"
"pagi Via. Tumben cepet. Biasakan jam segini lo baru bangun" Via langsung manyun mendengar penuturan Ify tadi,
"ahahaha... Jangan manyun gitu dong! Ntar Koko Apin kabur lho" godanya usil,
"ngga dong! Kan gue baru jadian sama Alvin" refleks Via menutup mulutnya,
"apa Vi? Lo baru jadian sama Alvin?!" tanya Ify kaget. Suaranyabjdi agak kenceng,
"eh eh, ya ampun Ify suara lo kenceng bangeett... Ntar kalo yang lain denger gimana?"
"yaudah makanya lo cerita doong.." Ify sedikit berbisik. Alvin sendiri salah satu sahabat Rio selain Cakka dan Gabriel,
"jadi tuh, kemarin Alvin nembak gue pas oulang sekolah. Gue mau ke rumah lo, eh lonya ngga ada"
"hmm... Yaudah long last deh buat kalian" ujar Ify seraya tersenyum manis,
"gue do'ain juga semoga lo bisa sama Rio ya Fy" Ify hanya tersenyum. Maeih mustahil baginya untuk itu.
***
Siang itu. Ify dan Rio udah janji buat ngerjain tugas bahasa Indonesia. Keduanya sudah ada di gerbang, "Rioooo..." tiba-tiba saja terdengar suara teriakan seorang cewe. Keduanya.menoleh,
"lho Dea?"
"kamu ngapain disini? Sama cewe ini lagi. Ngga level tau!" ujarnya pedas seraya menatap Ify sinis,
"aku mau ngerjain tugas sama Ify. Lusa udah dikumpul"
"aduuuhhh... Dia ngerjain sendiri juga bida kali Yo. Mending kamu temenin aku ke salon. Rambut aku udah ngga enak nih. Dan lo! Lo cuma mau deket-deket Rio aja kan pake acara ngerjain tugas beginian. Gue tau kok maksud lo itu. Jangan-jangan lo suka lagi sama cowo gue. Eh mending lo pergi deh sana, ngga penting tau gak lo disini. Dasar cewe ganjen. Lo tuh ga pantes deket sama Rio" Ify tersentak mendengar penuturan Dea barusan. Bagaimana bisa ia berfikiran sampai segitunya tentang Ify. Ify sudah tak tahan langsung pergi dari sana. Gak mungkin dia nangis didepan Rio.
***
Air mata Ify membanjir. Ia memutuskan untuk duduk di taman, "hiks.. Hiks.. Gue aalah apa sih? Kenapa gue ngenes banget? Apa gue sebejat itu?" katanya. Ify menutupi wajahnya dengan dua tangannya. Ia makin bingung dengan masalahnya saat ini.
***
Bel masuk berbunyi. Hari ini ada pelajaran musik. Anak-anak sekelas langsung berjalan menuju ruang musik. Tak lama Pak Duta masuk ke kelas, "baik anak-anak, hari ini Bapak ingin melihat kemampuan kalian dalam musik. Kalian boleh menyanyi, menyanyi dengan alat musik, atau hanya memainkan alat musik. Bapak akan panggil sesuai absen kalian, "Fy, lo mau ngapain?" tanya Via,
"nyanyi sama main gitar deh Vi. Lo?"
"biasanya lo main piano Fy. Kalo gue ya cuma nyanyilah"
"Alyssa Saufika" Ify langsung maju ke depan kelas. Semua mata langsung tertuju pada Ify, "baik Alyssa kamu mau ngapain?"
"nyanyi dan main gitar Pak" jawab Ify seraya mengambil gitar disana.
Jujur saja ku tak mampu
Hilangkan wajahmu dihatiku
Meski malah mengganggu
Hilangkan senyummu dimataku
Ku sadari aku cinta padamu
Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik
Jujur saja ku tak mampu
Tuk pergi menjauh darimu
Meski hatiku ragu
Kau tak disampingku setiap waktu
Ku sadari aku cinta padamu
Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik
Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik
Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik
Tapi cintaku yang terbaik
Tapi cintaku yang terbaik
(Cassandra - Cinta Terbaik)
Prok.. Prok.. Prok..
Sebenarnya lagu benar-benar mewakili perasaan Ify saat ini. Terkadang ia melirik Rio yang duduk tak jauh darinya.
Tepuk tangan anak-anak sekelas langsung membahana. Ify kembali ke tempatnya.
***
Ify asik membaca novel du kelas. Ia malas turun ke kantin karena sudah pasti padat. Tiba-tiba handphone Ify bergetar
From: Rio
Fy plg sklh tunggu d halte deket sklh yaa. Jgn sampe tau Dea
Ify tersenyum kecil melihat sms Rio barusan. Ia memutuskan untuk tidak membalas pesan itu.
Skip..
@halte
Ify menunggu Rio. Sudah setengah jam dari jam pulang sekolah ia menunggu. Tak lama Ify menatap langit. Langit sudah mulai gelap. Ify mulai khawatir akan turun hujan. Pasalnya, jaket ataupun payung tak ada yang dibawanya.
***
Rio sedang mengeluarkan motornya dari parkiran. Ia harus buru-buru berhubung tadi ada rapat OSIS dadakan, 'pasti Ify udah nunggu deh' pikir Rio. Tapi..
"RIOOO!!" Rio langsung menoleh,
"Dea?" ujarnya kaget,
"hey, kenalin ini Mami aku"
"Rio Tante"
"saya Sintia, Maminya Dea. Jadi kamu Rio, pacarnya Dea itu?"
"i.. Iya Tante"
'hmm.. Keliatan sih anak orang kaya'
"ah, gimana kalo kita makan dulu sambil ngobrol-ngobrol,.yuk" usul Maminya,
"maaf Tante, tapi saya ada janji sama teman saya"
"ayolah, sekali-sekali lho bisa begini" Mami Dea terus maksa. Sampai akhirnya Rio pun mau.
***
Tetesan-tetesan air dari langit mulai menyerbu bumi. Hujan lebat dengan petir menyambar-nyambar. Jelas Ify kedinginan. Ia memeluk tubuhnya sambil mengelus-elus, "duh, gimana gue mau pulang? Mana Rio kayanya ngga dateng lagi nih" ujar Ify sedikit kesal. Ia terus menatap langit. Tak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Sementara taks satu pun tak ada yang lewat. Bagaimana sekarang?
18:30
Ify sampai di rumah dengan keadaan basah kuyup, "hatchiii!!" hidungnya gatal dan mulai bersin-bersin. Mama dan Papanya sedang di luar kota dan memang tidak pulang, "lho, non Ify kenapa? Kok basah kuyup gitu?" Bik Inah kaget melihat keadaan Ify. Mang Ujang supir pribadi keluarganya sedang pulang kampung. Anaknya sedang menikah disana, "Ify ngga papa kok Bik. Ify ke atas dulu ya?" Bik Inah tak bia menjawab apa-apa. Yang jelas ia khawatir dengan Ify.
***
Pagi-pagi sekali Ify sudah bangun. Ntah kenapa kepalanya terasa berat. Pusing yang hebat melanda dirinya, "aww.. Gue kenapa lagi?" kesalnya sambil memegang kepalanya. Ify menyentuh keningnya, "ya ampun! Gue sakit. Ih! Gimana dong? Hh.." Ify menghela nafas. Tak mungkin ia memaksakan diri untuk tetap ke sekolah. Tiba-tiba Bik Inah masuk, "non Ify"
"iya Bik"
"lho, non Ify sakit ya?" BikInah mendekati Ify dan memegang keningnya,
"ya ampun non panas sekali. Aduh, mending nkn ngga usah sekolah dulu ya? Nanti saya bisa dimarahin sama.Ibu dan bapak"
"iya Bik. Aku juga pusing banget ini" bibir Ify tampak pucat,
"ya udah non disini aja. Bjbik bikinin bubur sama air hangat buat non mandi ya?"
"iya. Makasih ya Bik" Ify tersenyum manis. Lau Bik Nah pun keluar kamar Ify.
Ify meraih handphonenya dimeja kecil sebelah tempat tidurnya. Ia mengetikkan pesan singkat untuk sahabatnya disana
To: ViaSivia
Vi lo ke rumah ge bntar ya? Ada yg mau gw titip
Tak lama...
From: ViaSivia
Emang lo knp Vi?
To :ViaSivia
Gue sakit
Tak ada balasan lagi dari Via. Akhirnya Ify pun menunggu kedatangan Via.
***
"Fy"
"eh udah dateng Vi" Ify tersenyum. Suaranya tersengar serak,
"ekhm"
"lo sakit Fy? Kok bisa?" tanyanya khawatir,
"ya biasalah Vi. Kemaren gue kehujanan"
"hah kehujanan? Bukannya lo mau ngerjain BI sama Rio ya? Kok lo malah keujanan? Lo kan bia telfon gue biar gue jemput. Trus tuh anak kemana?" tany Via beruntun. Ia ngerocos aja.tanpa ada jeda. Ify terkekeh pelan. Sahabatnya itu emang pailing khawatir kalo ia sudah sakit, "dia ngga ada ngabarin kemarin. Jalan sama Dea mungkin. Oh iya, itu tugasnya udah gue kerjain. Minta tolong kasiin ke dia ya? Bilangin gue.minta maaf ngga bisa dateng" jelas Ify lagi,
"Fy, lo tuh udah terlalu baik. Yang namanya tugas kelompok ya dikerjain bareng-bareng. Enak banget dia" Via mulai kesal,
"Vi, tapi jangan marahin Rio ya pleasee... Kan kasihan diaa" mohon Ify memelas. Kala sudah begini ceritanya, sudah pasti via aaka bertindak,
"gue ngga tau deh Fy kalo masalah itu. Ya udah gue pergi dulu ya, get well soon" Via tersenyum sambil meninggalkan kamar Ify,
"bye Viaa.." pintu kamar ditutup,
"huuff..."
@sekolah
TAK!
Via mencampakkan tugas bahasa Indonesia Ify tadi ke meja Rio. Untung tidak rusak, "apa-apaan nih?" tanya Rio bingung,
"tuh! Tugas bahasa Indoneaia yg udah dikerjain sama ify, sen-di-ri. Puas kab ko sekarang? Dia sakit karena keujanan. Setau gue lo sama ify kemaren mau ngerjain bareng, eh taunya. Malah Ify keujanan dan ngga dapet kabar. Dasar lo ya! Udah berapa kali Ify lo giniin. Dia sakit sekarang. Kalo ko emang gentle, seharusnya l jenguk dia nanti" Via berlalu pergi. Rio masih terdiam di tempatnya. Apa segitu jahatnya dia? Dan Ify terlalu baik. Ia sadar, ia selalu membatalkan untuk mengerjakan tugas itu. Dan kalau boleh jujur, bisa dibilang itu karena Dea.
Rio memasukkan makalah BI itu kedalam laci mejanya lalu keluar kelas.
***
Rio melewati kantin. Disana ada Dea, Angel, Oik, dan Nova. Mereka asik tertawa-tawa. Tapi pembicaraannya yang sedikit mencurigakan menarik Rio untuk mendekat. Berkali-kali Rio mendengar namanya disebut,
"hahaha... Mana mau gue sama si Rio itu! Ieh! Gue cuma mu ambil duitnya doang lagi, hahaha... Mau aja tuh krang gue boongin" terdengar suara Dea disana,
"keren lo De. Trus gimana sama Sion?" tanya Angel,
"ya masih dong gue sama.Sion. Secara, Sion tuh jauh lebih kaya dari Rio. Rio mah.. Simpenan doang kali, hahaha..."
DUAR!!
Kaget bukan main Rio mendengarnya. Ia pin mendatangi Dea dkk.
"Oh jadi gitu ya?"
"Ri.. Rio" Dea langsung gelagepan. Ia melirik ke-3 temannya. Mereka malah menggeleng ketakutan,
"bagus ya De. Permainan lo selama ini patut gue acungin jempol" Rio tersenyum meremehkan,
"ngga usajh lamaama deh, males gue disini. Kesimpulannua gue cuma mau bilang kita PU-TUS" Rio langsung pergi meninggalkan kantin,
"Yo! Rio! Rio tunggu!! Aarrgghhh..." Dea mengacak-acak rambutnya. Ia sudah menjadi pusat perhatian sejak tadi,
"lo bertiga kenapa pada diem tadi hah?!" bentaknya,
"ya kita juga takut kali De" sahut Nova disertai anggukan dari Oik,
"APA LO SEMUA LIAT-LIAT??!! BUBAR SANA!!" orang-orang di kantin langsung menyoraki Dea.
***
Rio memarkirkan motornya di depan sebuah rumah yang cukup besar. Ia.mengetuk pintu rumah tersebut,
Tok, tok, tok,
"permisi.."
"iya sebentar.." tak lama seorang wanita tua membukakan pintu. Sepertinya pembantu rumah tangga disana,
"cari siapa ya Mas?" tanyanya sopan,
"mm.. Ifynya ada? Saya temannya" ujar Rio,
"oh ada Mas. Tapi Non Ifynya lagi tidur diatas. Non Ify sakit"
"boleh saya masuk?" Bik Inah menatap Rio dari atas sampai bawah. Ia pasti berpikir Rio sepertinya orang baik. Apa lagi seragamnya sama seperti Ify,
"maaf? Boleh saya masuk?" tanya Rio lagi,
"oh i.. Iya boleh Mas silahkan. Kamarnya ada di lantai 2"
"makasih" Rio tersenyum seraya masuk ke dalam rumah.
***
Pintu putih sebuah kamar dengan gantungan 'Alyssa's World' dibuka perlahan oleh Rio. Ia ingat Ify sedang tidur. Sebisa mungkin ia tak membuat keributan di kamar Ify.
Rio mendekati tempat tidur Ify. Ia menarik kursi dekat tempat tidurnya ke dekat Ify. Rio menatap wajah pucat Ify, "manis" katanya pelan. Perlahan ujung bibir rio tertarik membentuk senyuman.
Ia meperhatikan wajah Ify yang tenang. Hmm.
"Emm" Rio agak kaget. Ify menggeliat kecil dan perlahan membuka matanya. Ia mengerutkan dahinua bingung, "Ri.. Rio? Kok lo bisa disini? Ntar kalo tau Dea dia.bisa marah lho" ujar Ify khawatir,
"gue udah putus sama Dea" jawabnya singkat,
"HAHH??!! Kok bisa??"
"dia ternyata cuma cewe matre Fy" ify hanya membulatkan mulutnya,
"oh iya Fy, gue kesini mau jenguk lo. Sekalian gue minta maaf soal yg kemaren. Gara-gara guee.. Lo jadi kaya gini" Rio menunduk. Tampak wajahya dipenuhi penyesalan Ify tersenyum manis, "lo ngga salah kok Yo. Toh juga gue sakit biasa kan? Besok juga gue udah sekolah"
"ya tapi sama Fy"
"ngga papa kok" Ify masih tersenyum, 'ya Tuhan.. Ify baik banget. Beneran beda sama Dea'
"oh iya Fy, tugas BI itu punya kita lho yg paling tinggi" ujar Rio dengan wajah berbinat-binar,
"o ya? Wah bagus dong"
***
Sudah cukup lama, Ify dan Rio semakin dekat. Semenjak Rio menjenguk Ify waktu itu mereka mulai akrab. Bahkan sampai ada yg menganggap mereka pacaran, hihi.
Siang itu di kelas, Ify malas keluar. Via dari tadi udah keluar sama Gabriel. Nggak mungkin dong dia ikut dan bakal jadi kambing congek. Tiba-tiba handphonenya bergetar
From: Rio
Fy gw tunggu d ruang musik ya
"Ruang musik? Ngapain?" tanyanya bingung. Ify mengangkat bahunya lalu langsung menuju ruang musik.
@ruang musik
Baru saja Ify membuka pintu ruang musik. Tiba-tiba saja ia mendengar suara petikan gitar... Rio.
Hari berlalu, bulan berlalu, tahun pun berlalu
Lambangkan segala resah yang ada
Pada orang yang sama
Temani aku rasakan cinta
Hati ku resah ooo
Temani aku rasakan rindu
Hati ku gelisah dimana
Atau hanya angan yang akan menyiksa
Meski perlahan tapi pasti o
Ku jatuh cinta padamu
Temani aku rasakan cinta
Andai kau tahu ku memendam rasa
Tiada sulit di mengerti
Temani aku rasakan cinta
Hati ku resah ooo
Temani aku rasakan rindu
Hati ku gelisah
Temani aku rasakan rindu
Hati ku gelisah dimana
Rasakan cinta
(Rio - Temani Aku)
Ify terpaku. Ia sendiri tidak tahu maksud Rio menyanyikan lagu itu apa, "Fy, gue baru sadar sesuatu. Gue baru sadar, ternyata gue baru nemuin yg namanua cinta terbaik. Dan gue nemuin itu di dalam diri lo Alyssa" Ify tertegun. Matanya sedikit membesar. Rio berjalan mendekati Ify yang udah gak karuan perasaanya. Rio meraih tangan Ify, "gue tau ini mendadak, tapi lo juga harus tau, cinta datang ngga ada yg tau kapan"
"Yo gue..."
"Fy, do you want to my girl?" Rio menatap kedua mata Ify. Ify sensiri makin bingung saat ini, 'aduh Tuhan, ini bukan april mop kapan? Gue lagi nggak dikerjain kan?'
"Fy.."
"eh. Ee.. Yo, lo tau, sebenernua gue udah lama suka sama lo. Bukan cuma sekedar suka tapi sayang" jujur Ify,
"jadi?" tanya Rio meminta.kepastian,
"I do"
"hah? Fy lo beneran nerima gue ini?" tanya Rio tak percaya dengan tampang begonya,
"nggak gue nolak lo! Ya iyalah gue terima"
"aduh makasih ya Tuhan. Makasih Fy" Rio langsung memeluk Ify erat,
"aish Yo jangan kenceng-kenceng ngga bisa napas gue nih"
"maap sayang"
"oh iya, itu tadii.. Lagunya lo yang buat apa gimana?"
"gue yang buatlah, khusus buat lo" katanya yakin,
"oohh.. Ternyata lo bisa juga" remeh Ify,
"oh jadi lo ngeremehin gue nih?"
"lo ngerasa nggak?"
"iihh... Ify mah"
"ahahahah.... Kamu lucu Yo manyun gitu, ahahah...."
Jangan lupa follow @Likasandraa
Enjoy Guys!
Seorang gadis cantik nan manis menatap kearah lapangan dengan senyum manis di wajahnya. Ia menopang dagunya dengan tangan. Pandangannya tak lepas pada seorang pemuda tampan yang asik memainkan si oranye bundar, "hey! Pagi-pagi udah ngelamun aja"
"eh elo Vi. Ngagetin aja" ia kembali menatap kearah lapangan lagi. Sivia yang penasaran mengukti arah pandang gadis itu. Ia lalu menghela nafas, "lo masih ngarepin dia Fy?" Ify -gadis tadi- mengangkat bahunya, "gue terlalu cinta sama dia Vi" ujar Ify seadanya,
"tapi Fy, ntar kalo lo sakit hati gara-gara dia gimana?"
"itu urusan belakanglah Vi" Sivia hanya bisa diam melihat sahabatnya itu.
***
Ify dan teman-teman sekelasnya sedang berada di lapangan. Mereka free pelajaran olahraga kali ini. Katanya Pak Andi lagi banyak tugas. Sejujurnya Ify paling males kalo udah begini. Bingung mau ngapain. Alhasil dia mojok di lapangan sambil membaca novelnya, "halo sayaanng.."
"lho, kok kamu disini? Kan kamu lagi pelajaran"
"emang kenapa? Ngga boleh? Lagian aku males di kelas, sumpek" Ify yang mendengar itu langsung menoleh. Ternyata Rio dan Dea. Ya. Rio cowo yang ditaksirnya selama ini. Ia menyukai bahkan menyayangi Rio bukan karena Rio most wanted di sekolah ini. Ify menatap mereka nanar,
"kok gitu? Eh kamu bawa apa?" tanya Rio melirik kotak bekal di tangan Dea,
"oh, ini kue buat kamu. Nih, aku yang bikin lho. Makan.ya?" Dea menyodorkan kotak bekalnya,
"pasti dong"
"oh iya Yo, ntar pulang sekolah temenin aku shopping ya? Byee.." Dea mendaratkan kecupan di pipi Rio. Padahal Rio belum sempat menjawab apa pun.
Ify P.O.V
Aku menatap sepasasang kekasih yang duduk tak jauh didekatku. Ntah kenapa pandanganku tak bisa lepas dari mereka. Aku bisa mendengar jelas pembicaraan mereka,
"oh, ini kue buat kamu. Nih, aku yang bikin lho. Makan.ya?"
"pasti dong"
"oh iya Yo, ntar pulang sekolah temenin aku shopping ya? Byee.." Dea mendaratkan kecupan di pipi Vano.
JDEERR!!!
Hatiku rasanya ditusuk seribu pisau paling tajam di dunia. Ini yang ku takutkan selama ini. Aku harus tahan sakit hati saat melihat mereka. Tak kusangka kristal bening dari mataku akhirnya jatuh.
Author P.O.V
Sivia celingak-celinguk nyariin Ify. Dari tadi dia gak nemu sahabatnya itu, "nah itu dia" Sivia langsung menghampiri Ify,
"Ify lo kemana aja gue ca.." kata-katanya terhenti saat melihat air mata Ify. Via duduk di sebelah Ify. Ia menyentuh pundak Acha,
"Fy.. Lo nangis?" Ify agak kaget. Ia tersadar lalu buru-buru menghapus air matanya dan berbalik, "eh Vi" ia tersenyum,
"kok lo nangis Fy?" tanyanya,
"hah? E.. Enggak kok" Sivia menatap kedepan. Ia sudah menduga,
"kenapa harus Rio sih Fy?" Ify hanya tersenyum. Sivia sangat kasihan melihat Ify. Ia sangat mengerti perasaan Ify saat ini. Bagaimana tidak? Mereka sudah bersahabat sejak TK.
***
Bel masuk berbunyi. Semua.anak-anak langsung masuk ke kelas. Ify sudah duduk rapi di kursinya. Tak lama.Bu Winda masuk ke kelas, "siang semuanyaa!!"
"siang Buukk.."
"anak-anak, hari ini., Ibu akan memberi tugas kelompok untuk kalian" ujarnya,
"jadi, satu kelompok ada 2 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Kalian bisa mengambil nomor di depan sini. Siapa yang nomornya sama itu yang menjadi pasangan, mengerti semuanyaaa??"
"ngerti Bukk.." dimulai dari kursi paling depan. Tapi yang cewe dulu, nanti gantian yang cowo.
"Nomor berapa Fy?" tanya Rena,
"11"
"lo?"
"6. Siapa lagi pasangan gue?" gerutu Sicia kesal. Satu kelas mulai sibuk mencari teman sekelompok mereka.
"Woy! Nomor 11 siaaapaa??"
"guee!" Ify langsung menyahut saat mendengar suara itu. Dan benar saja, itu Rio. Ia senang bukan main saat itu,
"oh lo Fy. Jadi kapan kita mau mulai kerjanya? Waktunya cuma 5 hari kan?"
"iya. Gue sih kapan aja bisa. Tinggal elonya aja" serah Ify sambil tersenyum,"siang ini bisa? Ntar lo tunggu di parkiran aja. Gue kabarin ntar"
"oke"
"gue balik ke bangku dulu ya"
"oh iya" Ify masih senyam-senyum,
"hey! Cieee... Seneng nih yaaa.." goda Sivia,
"apaan sih Vi. Eh tapi kebetulan banget ya, hihi"
***
Pulang sekolah. Ify sudah 5 menit menunggu di parkiran. Tapi Rio tak kunjung datang. Ify masih maklum. Memang dia yg terlalu cepat datang.
***
"Rioooo... Kita jadi kan?" Tiara langsung memeluk lengan Rio,
"jadi dong! Yuk langsung aja"
"okey!"
@Mall
Rio dan Dea asyik muter,muter, makan, dan belanja. Dan semua itu Rio yang bayar. Ya, inilah kebiasaan Dea. Kesannya memang seperti memoroti Rio. Tapi entahlah.
Tiba-tiba Rio tersadar akan sesuatu, "ya ampun! Gue kan ada janji sama Ify!" Rio menepuk jidatnya,
"kamu kenapa sayang?" tanya Dea yg masih asik memilih baju-baju,
"mm.. Nggak kok ngga papa" lantas Rio mengeluarkan iPhonenya dan mengetikkan pesan singkat disana.
***
Ify masih menunggu. Siang itu sangat panas. Seakan matahari sejengkal diatas kepala. Sudah 2 botol minuman dingin ia habiskan sendiri. Tiba-tiba ia merasakan sesuatu bergetar di kantong roknya. Ify pun mengeluarkan iPhone 5 putih miliknya.
From: Rio
Fy maaf hri ini gw gak bsa. Ada acara keluarga. Besok aja ngga papa kan?
To: Rio
Ok ngga papa kok :)
Setelah itu Acha langsing mencari taksi dan pulang.
***
Keesokan harinya, Ify kembali ke sekolah, "Fy!"
"pagi Via. Tumben cepet. Biasakan jam segini lo baru bangun" Via langsung manyun mendengar penuturan Ify tadi,
"ahahaha... Jangan manyun gitu dong! Ntar Koko Apin kabur lho" godanya usil,
"ngga dong! Kan gue baru jadian sama Alvin" refleks Via menutup mulutnya,
"apa Vi? Lo baru jadian sama Alvin?!" tanya Ify kaget. Suaranyabjdi agak kenceng,
"eh eh, ya ampun Ify suara lo kenceng bangeett... Ntar kalo yang lain denger gimana?"
"yaudah makanya lo cerita doong.." Ify sedikit berbisik. Alvin sendiri salah satu sahabat Rio selain Cakka dan Gabriel,
"jadi tuh, kemarin Alvin nembak gue pas oulang sekolah. Gue mau ke rumah lo, eh lonya ngga ada"
"hmm... Yaudah long last deh buat kalian" ujar Ify seraya tersenyum manis,
"gue do'ain juga semoga lo bisa sama Rio ya Fy" Ify hanya tersenyum. Maeih mustahil baginya untuk itu.
***
Siang itu. Ify dan Rio udah janji buat ngerjain tugas bahasa Indonesia. Keduanya sudah ada di gerbang, "Rioooo..." tiba-tiba saja terdengar suara teriakan seorang cewe. Keduanya.menoleh,
"lho Dea?"
"kamu ngapain disini? Sama cewe ini lagi. Ngga level tau!" ujarnya pedas seraya menatap Ify sinis,
"aku mau ngerjain tugas sama Ify. Lusa udah dikumpul"
"aduuuhhh... Dia ngerjain sendiri juga bida kali Yo. Mending kamu temenin aku ke salon. Rambut aku udah ngga enak nih. Dan lo! Lo cuma mau deket-deket Rio aja kan pake acara ngerjain tugas beginian. Gue tau kok maksud lo itu. Jangan-jangan lo suka lagi sama cowo gue. Eh mending lo pergi deh sana, ngga penting tau gak lo disini. Dasar cewe ganjen. Lo tuh ga pantes deket sama Rio" Ify tersentak mendengar penuturan Dea barusan. Bagaimana bisa ia berfikiran sampai segitunya tentang Ify. Ify sudah tak tahan langsung pergi dari sana. Gak mungkin dia nangis didepan Rio.
***
Air mata Ify membanjir. Ia memutuskan untuk duduk di taman, "hiks.. Hiks.. Gue aalah apa sih? Kenapa gue ngenes banget? Apa gue sebejat itu?" katanya. Ify menutupi wajahnya dengan dua tangannya. Ia makin bingung dengan masalahnya saat ini.
***
Bel masuk berbunyi. Hari ini ada pelajaran musik. Anak-anak sekelas langsung berjalan menuju ruang musik. Tak lama Pak Duta masuk ke kelas, "baik anak-anak, hari ini Bapak ingin melihat kemampuan kalian dalam musik. Kalian boleh menyanyi, menyanyi dengan alat musik, atau hanya memainkan alat musik. Bapak akan panggil sesuai absen kalian, "Fy, lo mau ngapain?" tanya Via,
"nyanyi sama main gitar deh Vi. Lo?"
"biasanya lo main piano Fy. Kalo gue ya cuma nyanyilah"
"Alyssa Saufika" Ify langsung maju ke depan kelas. Semua mata langsung tertuju pada Ify, "baik Alyssa kamu mau ngapain?"
"nyanyi dan main gitar Pak" jawab Ify seraya mengambil gitar disana.
Jujur saja ku tak mampu
Hilangkan wajahmu dihatiku
Meski malah mengganggu
Hilangkan senyummu dimataku
Ku sadari aku cinta padamu
Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik
Jujur saja ku tak mampu
Tuk pergi menjauh darimu
Meski hatiku ragu
Kau tak disampingku setiap waktu
Ku sadari aku cinta padamu
Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik
Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik
Meski ku bukan yang pertama dihatimu
Tapi cintaku terbaik untukmu
Meski ku bukan bintang dilangit
Tapi cintaku yang terbaik
Tapi cintaku yang terbaik
Tapi cintaku yang terbaik
(Cassandra - Cinta Terbaik)
Prok.. Prok.. Prok..
Sebenarnya lagu benar-benar mewakili perasaan Ify saat ini. Terkadang ia melirik Rio yang duduk tak jauh darinya.
Tepuk tangan anak-anak sekelas langsung membahana. Ify kembali ke tempatnya.
***
Ify asik membaca novel du kelas. Ia malas turun ke kantin karena sudah pasti padat. Tiba-tiba handphone Ify bergetar
From: Rio
Fy plg sklh tunggu d halte deket sklh yaa. Jgn sampe tau Dea
Ify tersenyum kecil melihat sms Rio barusan. Ia memutuskan untuk tidak membalas pesan itu.
Skip..
@halte
Ify menunggu Rio. Sudah setengah jam dari jam pulang sekolah ia menunggu. Tak lama Ify menatap langit. Langit sudah mulai gelap. Ify mulai khawatir akan turun hujan. Pasalnya, jaket ataupun payung tak ada yang dibawanya.
***
Rio sedang mengeluarkan motornya dari parkiran. Ia harus buru-buru berhubung tadi ada rapat OSIS dadakan, 'pasti Ify udah nunggu deh' pikir Rio. Tapi..
"RIOOO!!" Rio langsung menoleh,
"Dea?" ujarnya kaget,
"hey, kenalin ini Mami aku"
"Rio Tante"
"saya Sintia, Maminya Dea. Jadi kamu Rio, pacarnya Dea itu?"
"i.. Iya Tante"
'hmm.. Keliatan sih anak orang kaya'
"ah, gimana kalo kita makan dulu sambil ngobrol-ngobrol,.yuk" usul Maminya,
"maaf Tante, tapi saya ada janji sama teman saya"
"ayolah, sekali-sekali lho bisa begini" Mami Dea terus maksa. Sampai akhirnya Rio pun mau.
***
Tetesan-tetesan air dari langit mulai menyerbu bumi. Hujan lebat dengan petir menyambar-nyambar. Jelas Ify kedinginan. Ia memeluk tubuhnya sambil mengelus-elus, "duh, gimana gue mau pulang? Mana Rio kayanya ngga dateng lagi nih" ujar Ify sedikit kesal. Ia terus menatap langit. Tak ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Sementara taks satu pun tak ada yang lewat. Bagaimana sekarang?
18:30
Ify sampai di rumah dengan keadaan basah kuyup, "hatchiii!!" hidungnya gatal dan mulai bersin-bersin. Mama dan Papanya sedang di luar kota dan memang tidak pulang, "lho, non Ify kenapa? Kok basah kuyup gitu?" Bik Inah kaget melihat keadaan Ify. Mang Ujang supir pribadi keluarganya sedang pulang kampung. Anaknya sedang menikah disana, "Ify ngga papa kok Bik. Ify ke atas dulu ya?" Bik Inah tak bia menjawab apa-apa. Yang jelas ia khawatir dengan Ify.
***
Pagi-pagi sekali Ify sudah bangun. Ntah kenapa kepalanya terasa berat. Pusing yang hebat melanda dirinya, "aww.. Gue kenapa lagi?" kesalnya sambil memegang kepalanya. Ify menyentuh keningnya, "ya ampun! Gue sakit. Ih! Gimana dong? Hh.." Ify menghela nafas. Tak mungkin ia memaksakan diri untuk tetap ke sekolah. Tiba-tiba Bik Inah masuk, "non Ify"
"iya Bik"
"lho, non Ify sakit ya?" BikInah mendekati Ify dan memegang keningnya,
"ya ampun non panas sekali. Aduh, mending nkn ngga usah sekolah dulu ya? Nanti saya bisa dimarahin sama.Ibu dan bapak"
"iya Bik. Aku juga pusing banget ini" bibir Ify tampak pucat,
"ya udah non disini aja. Bjbik bikinin bubur sama air hangat buat non mandi ya?"
"iya. Makasih ya Bik" Ify tersenyum manis. Lau Bik Nah pun keluar kamar Ify.
Ify meraih handphonenya dimeja kecil sebelah tempat tidurnya. Ia mengetikkan pesan singkat untuk sahabatnya disana
To: ViaSivia
Vi lo ke rumah ge bntar ya? Ada yg mau gw titip
Tak lama...
From: ViaSivia
Emang lo knp Vi?
To :ViaSivia
Gue sakit
Tak ada balasan lagi dari Via. Akhirnya Ify pun menunggu kedatangan Via.
***
"Fy"
"eh udah dateng Vi" Ify tersenyum. Suaranya tersengar serak,
"ekhm"
"lo sakit Fy? Kok bisa?" tanyanya khawatir,
"ya biasalah Vi. Kemaren gue kehujanan"
"hah kehujanan? Bukannya lo mau ngerjain BI sama Rio ya? Kok lo malah keujanan? Lo kan bia telfon gue biar gue jemput. Trus tuh anak kemana?" tany Via beruntun. Ia ngerocos aja.tanpa ada jeda. Ify terkekeh pelan. Sahabatnya itu emang pailing khawatir kalo ia sudah sakit, "dia ngga ada ngabarin kemarin. Jalan sama Dea mungkin. Oh iya, itu tugasnya udah gue kerjain. Minta tolong kasiin ke dia ya? Bilangin gue.minta maaf ngga bisa dateng" jelas Ify lagi,
"Fy, lo tuh udah terlalu baik. Yang namanya tugas kelompok ya dikerjain bareng-bareng. Enak banget dia" Via mulai kesal,
"Vi, tapi jangan marahin Rio ya pleasee... Kan kasihan diaa" mohon Ify memelas. Kala sudah begini ceritanya, sudah pasti via aaka bertindak,
"gue ngga tau deh Fy kalo masalah itu. Ya udah gue pergi dulu ya, get well soon" Via tersenyum sambil meninggalkan kamar Ify,
"bye Viaa.." pintu kamar ditutup,
"huuff..."
@sekolah
TAK!
Via mencampakkan tugas bahasa Indonesia Ify tadi ke meja Rio. Untung tidak rusak, "apa-apaan nih?" tanya Rio bingung,
"tuh! Tugas bahasa Indoneaia yg udah dikerjain sama ify, sen-di-ri. Puas kab ko sekarang? Dia sakit karena keujanan. Setau gue lo sama ify kemaren mau ngerjain bareng, eh taunya. Malah Ify keujanan dan ngga dapet kabar. Dasar lo ya! Udah berapa kali Ify lo giniin. Dia sakit sekarang. Kalo ko emang gentle, seharusnya l jenguk dia nanti" Via berlalu pergi. Rio masih terdiam di tempatnya. Apa segitu jahatnya dia? Dan Ify terlalu baik. Ia sadar, ia selalu membatalkan untuk mengerjakan tugas itu. Dan kalau boleh jujur, bisa dibilang itu karena Dea.
Rio memasukkan makalah BI itu kedalam laci mejanya lalu keluar kelas.
***
Rio melewati kantin. Disana ada Dea, Angel, Oik, dan Nova. Mereka asik tertawa-tawa. Tapi pembicaraannya yang sedikit mencurigakan menarik Rio untuk mendekat. Berkali-kali Rio mendengar namanya disebut,
"hahaha... Mana mau gue sama si Rio itu! Ieh! Gue cuma mu ambil duitnya doang lagi, hahaha... Mau aja tuh krang gue boongin" terdengar suara Dea disana,
"keren lo De. Trus gimana sama Sion?" tanya Angel,
"ya masih dong gue sama.Sion. Secara, Sion tuh jauh lebih kaya dari Rio. Rio mah.. Simpenan doang kali, hahaha..."
DUAR!!
Kaget bukan main Rio mendengarnya. Ia pin mendatangi Dea dkk.
"Oh jadi gitu ya?"
"Ri.. Rio" Dea langsung gelagepan. Ia melirik ke-3 temannya. Mereka malah menggeleng ketakutan,
"bagus ya De. Permainan lo selama ini patut gue acungin jempol" Rio tersenyum meremehkan,
"ngga usajh lamaama deh, males gue disini. Kesimpulannua gue cuma mau bilang kita PU-TUS" Rio langsung pergi meninggalkan kantin,
"Yo! Rio! Rio tunggu!! Aarrgghhh..." Dea mengacak-acak rambutnya. Ia sudah menjadi pusat perhatian sejak tadi,
"lo bertiga kenapa pada diem tadi hah?!" bentaknya,
"ya kita juga takut kali De" sahut Nova disertai anggukan dari Oik,
"APA LO SEMUA LIAT-LIAT??!! BUBAR SANA!!" orang-orang di kantin langsung menyoraki Dea.
***
Rio memarkirkan motornya di depan sebuah rumah yang cukup besar. Ia.mengetuk pintu rumah tersebut,
Tok, tok, tok,
"permisi.."
"iya sebentar.." tak lama seorang wanita tua membukakan pintu. Sepertinya pembantu rumah tangga disana,
"cari siapa ya Mas?" tanyanya sopan,
"mm.. Ifynya ada? Saya temannya" ujar Rio,
"oh ada Mas. Tapi Non Ifynya lagi tidur diatas. Non Ify sakit"
"boleh saya masuk?" Bik Inah menatap Rio dari atas sampai bawah. Ia pasti berpikir Rio sepertinya orang baik. Apa lagi seragamnya sama seperti Ify,
"maaf? Boleh saya masuk?" tanya Rio lagi,
"oh i.. Iya boleh Mas silahkan. Kamarnya ada di lantai 2"
"makasih" Rio tersenyum seraya masuk ke dalam rumah.
***
Pintu putih sebuah kamar dengan gantungan 'Alyssa's World' dibuka perlahan oleh Rio. Ia ingat Ify sedang tidur. Sebisa mungkin ia tak membuat keributan di kamar Ify.
Rio mendekati tempat tidur Ify. Ia menarik kursi dekat tempat tidurnya ke dekat Ify. Rio menatap wajah pucat Ify, "manis" katanya pelan. Perlahan ujung bibir rio tertarik membentuk senyuman.
Ia meperhatikan wajah Ify yang tenang. Hmm.
"Emm" Rio agak kaget. Ify menggeliat kecil dan perlahan membuka matanya. Ia mengerutkan dahinua bingung, "Ri.. Rio? Kok lo bisa disini? Ntar kalo tau Dea dia.bisa marah lho" ujar Ify khawatir,
"gue udah putus sama Dea" jawabnya singkat,
"HAHH??!! Kok bisa??"
"dia ternyata cuma cewe matre Fy" ify hanya membulatkan mulutnya,
"oh iya Fy, gue kesini mau jenguk lo. Sekalian gue minta maaf soal yg kemaren. Gara-gara guee.. Lo jadi kaya gini" Rio menunduk. Tampak wajahya dipenuhi penyesalan Ify tersenyum manis, "lo ngga salah kok Yo. Toh juga gue sakit biasa kan? Besok juga gue udah sekolah"
"ya tapi sama Fy"
"ngga papa kok" Ify masih tersenyum, 'ya Tuhan.. Ify baik banget. Beneran beda sama Dea'
"oh iya Fy, tugas BI itu punya kita lho yg paling tinggi" ujar Rio dengan wajah berbinat-binar,
"o ya? Wah bagus dong"
***
Sudah cukup lama, Ify dan Rio semakin dekat. Semenjak Rio menjenguk Ify waktu itu mereka mulai akrab. Bahkan sampai ada yg menganggap mereka pacaran, hihi.
Siang itu di kelas, Ify malas keluar. Via dari tadi udah keluar sama Gabriel. Nggak mungkin dong dia ikut dan bakal jadi kambing congek. Tiba-tiba handphonenya bergetar
From: Rio
Fy gw tunggu d ruang musik ya
"Ruang musik? Ngapain?" tanyanya bingung. Ify mengangkat bahunya lalu langsung menuju ruang musik.
@ruang musik
Baru saja Ify membuka pintu ruang musik. Tiba-tiba saja ia mendengar suara petikan gitar... Rio.
Hari berlalu, bulan berlalu, tahun pun berlalu
Lambangkan segala resah yang ada
Pada orang yang sama
Temani aku rasakan cinta
Hati ku resah ooo
Temani aku rasakan rindu
Hati ku gelisah dimana
Atau hanya angan yang akan menyiksa
Meski perlahan tapi pasti o
Ku jatuh cinta padamu
Temani aku rasakan cinta
Andai kau tahu ku memendam rasa
Tiada sulit di mengerti
Temani aku rasakan cinta
Hati ku resah ooo
Temani aku rasakan rindu
Hati ku gelisah
Temani aku rasakan rindu
Hati ku gelisah dimana
Rasakan cinta
(Rio - Temani Aku)
Ify terpaku. Ia sendiri tidak tahu maksud Rio menyanyikan lagu itu apa, "Fy, gue baru sadar sesuatu. Gue baru sadar, ternyata gue baru nemuin yg namanua cinta terbaik. Dan gue nemuin itu di dalam diri lo Alyssa" Ify tertegun. Matanya sedikit membesar. Rio berjalan mendekati Ify yang udah gak karuan perasaanya. Rio meraih tangan Ify, "gue tau ini mendadak, tapi lo juga harus tau, cinta datang ngga ada yg tau kapan"
"Yo gue..."
"Fy, do you want to my girl?" Rio menatap kedua mata Ify. Ify sensiri makin bingung saat ini, 'aduh Tuhan, ini bukan april mop kapan? Gue lagi nggak dikerjain kan?'
"Fy.."
"eh. Ee.. Yo, lo tau, sebenernua gue udah lama suka sama lo. Bukan cuma sekedar suka tapi sayang" jujur Ify,
"jadi?" tanya Rio meminta.kepastian,
"I do"
"hah? Fy lo beneran nerima gue ini?" tanya Rio tak percaya dengan tampang begonya,
"nggak gue nolak lo! Ya iyalah gue terima"
"aduh makasih ya Tuhan. Makasih Fy" Rio langsung memeluk Ify erat,
"aish Yo jangan kenceng-kenceng ngga bisa napas gue nih"
"maap sayang"
"oh iya, itu tadii.. Lagunya lo yang buat apa gimana?"
"gue yang buatlah, khusus buat lo" katanya yakin,
"oohh.. Ternyata lo bisa juga" remeh Ify,
"oh jadi lo ngeremehin gue nih?"
"lo ngerasa nggak?"
"iihh... Ify mah"
"ahahahah.... Kamu lucu Yo manyun gitu, ahahah...."
0 komentar:
Posting Komentar