Ify tiba di rumahnya. Sepi. Ia baru ingat kalau Mamanya menemani Papa yang lagi tugas keluar negeri, "huufff... Kesepian gue" katanya sambil menghempaskan tubuh ke sofa ruang TV yg empuk. Tiba-tiba, handphonenya berbunyi. 1 new message from Shilla
From: Shilla
Fy kita k rmhmu blh gak??
Biasanya kalo nau dateng ke rumah, mereka dateng langsung tanpa permisi kaya gini. Bukan cuma ke rumah Ify, kalau mau ke rumah Via, Shilla,atau Agni mereka juga.langsung dateng aja. Mereka sudah biasa begitu. Dan benar-benar menerapkan sistem 'anggap aja rumah sendiri' tapi kali ini, mungkin karena tadi Ify baru nangis, mereka fikir Ify lagi gak mau diganggu, makanya permisi dulu.
To: Shilla
Sip! Rmh gw jg lg sepi bgt ini. Gw tunggu yaa :)
Ify pun segera ke kamarnya mengganti baju.
***
Ting, nong,
Bel rumah Ify berbunyi. Ia menoleh kearah pintu dan berteriak, "sebentaarrr..." Ify langsung membuka pintu, "eh deh dateng. Langsung ke kamar gue aja yuk! Bentar gue ambil cemilan dulu"
"yang banyak ya Fy!" pesan.Via sambil menaiki tangga. Ify ttersenyum,
"makan muku lo Vi"
"biarin aja napa Ag"
@kamar Ify
"Pacar lo betiga pada lebay deh! Masa cuma karena gue.maafin Ka Rio mereka bilang gue baik bangetlah, berhati malaikatlah"
"APA FY??!! LO MAAFIN KA RIOOO??!!" sontak Ify lagsng menutup kedua telinganya. Suara ketiga temanya cukup memekakkan telinga. Ify memasnag tampang jengkel,
"aish! Lo betiga juga sama aja! Ngomong tuh ga usah pake toa! Emang ya sejodoh banget lo berenam" kata Ify jengkel,
"Fy serius deh nih Fy. Elo maafin Ka Rio? Seriusan?" Agni masih tak percaya,
"iya Agnikuuu..."
"dan lo udah nggak ngerasa sakit hati lagi Fy?" timpal Via,
"yaa.. Gue sih ngga mau aja memperpanjang masalah. Lagian tadi pacar lo bertiga minta maaf sekaligus gitu, yaudah sih"
"tapi Fy, Ka Rio itu udah ngebentak lo didepan umum. Catet Fy! DEPAN UMUM!" Shilla memberi tekanan oada kata 'Depan Umum'
"ih udah deh! Lupain masalah itu. Mending sekarang kita ngapain kek yang seru"
"hmm. Ngapain ya?" Via meletakkan telunjuknya didagu. Ceritanya lagi mikir,
"masak yuk!" ajak Ify. Kebetulan dia belum makan siang,
"SETUJU!!"
***
"Bro, gue beneran liat pake mata kepala gue sendiri. Itu bukan Ify. Itu kerjaan Dea, biar Ify jatoh trus kena ke elo" ntah sudsh berapa kaki Gabriel menjelaskan perkara Ify di kantin tadi agar Rio percaya,
"kenapa sih lo semua belain banget tuh cewe caper. Males banget" kata Rio cuek. Ia kembali menatap ke depan,
"yaa.. Karena kita punya bukti Yo, iya. Trus juga Ify tuh kan baik Yo. Secara dia sahabatnya cewe gue" timpal.Cakka,
"mukanya Ify juga kan kale banget Yo. Mm.. Oke kita nggak bisa kiat dia dari fisiknya. Tapi Ify tuh emang cewe baik-baik Yo" Alvin kembali meyakinkan Rio,
"ck ah! Terserah lo semua deh" Rii lsngsung meninggalkan ketiga temannya yang sudsh pasrah,
"keras banget sih tuh anak palanya. Pengen banget gue pecahin" Gariel geregetan ngeliat tingkah Rio. Dari kecil Rio dsn.Gabriel sudah sahabatan. Makanya dia sangat mengerti Rio. Gabriel.benar-benar kehilangan sosok Rio yang dulu sejak Mamanya -Rio- meninggal.
***
Rio menatap langit-langit kamarnya. Ntah kenapa sejak tadi ia terus memikirkan Ify. Dan ntah kenapa gadis itu terus mampir di pikirannya, "aish! Apaan.sih lo Yo! Dia tuh sama aja kaya cewe lain!" Rio mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia memutuskan untuk keluar sebentar.
"Yo.." Rio menghentikan langkahnya menuju pintu rumah, "kenapa Pa?"
"mm.. Papa ada tugas ke.luar negeri selama.. Kira-kira seminggu ini. Kamu ngga papa kan sama Bibik di rumah?" Rio menatap Papanya kesal,
"terserah!" ia langsung keluar rumah. Papanya terdiam. Sepertinya beliau sadar akan kelakuannya selama ini. Terlalu sibuk kemana-mana sehingga jarang di rumah. Ya tapi mau bagaimana lagi? Ini juga demi Rio. Hanya Rio yg dimilikinya saat ini.
***
Rio memarkirkan motornya di sebuah pantai. Ia memasuki pantai tersebut lalu duduk diatas pasir putih pantai tersebut, "AAARRRGGHH!!! GAK ADA YANG SAYANG SAMA.GUE!!!"
DUK!
Rio mengeluarkan.segala emosinya lalu menendang kaleng bekas di depannya. Ia benar-benar kesal saat ini. Bayangkan saja, dalam sebulan mungkin hanya 6 atau 7 kali ia bisa bertemu Papanya.
***
"Ah! Bosen gue nganggur di rumah. Pantai aah!" Ify langsung menuju garasi dsn membawa Jazz merahnya menuju pantai.
"AAARRRGGHH!!! GAK ADA YANG SAYANG SAMA.GUE!!!" Ify tersentak kaget mendengar teriakan itu. Secepat mungkin ia kembali masuk ke dalam pantai. Ia mendapati seorang cowo yang tampaknya sedang ada masalah. Rio. Ya, dia Rio. Tampak Rio menendang kaleng didepannya, "Ka Rio kenapa ya?" gumam Ify bingung,
"samperin aja kali ya? Tapi gue gak berani"
"udahlah" akhirnua Ify memutuskan untuk mendekati Rio.
Ify dengan takut-takut duduk disebelah Rio, "K.. Kak Rio? Kakak kenapa?" tanya Ify pelan. Rio menoleh. Ify tampak semakin takut. Ia takut Rio akan marah lagi atau membentaknya.
Mata Ify langsung membesar saat didapatinya Rio memeluknya. Rio-memeluk-Ify. Mimpi apa dia semalam hari ini dipeluk Rio. Kemarin baru saja mereka kemarin ada masalah.
Rio memeluk Ify semakin erat. Ify makin kaget. Pelan-pelan tangannya membalas pelukan Rio. Berharap bisa menenangkan Rio yang 'menurutnya' sedang aada masalah.
Rio melepas pelukannya. Ify yakin, pipinya pasti merah sat ini, "mm.. Maaf" ucap Rio pelan,
"ng.. Ngga papa Kak. Kakak, lagi ada masalah ya?" tanya Ify hati-hati. Ia takut kata-katanya salah atau apa. Rio menghela nafas berat lalu mengangguk. Ia menatap lurus kearah pantai,
"mm. Kalo Kakak mau, Kakak bisa cerita ke aku" Rio mentap Ify. Ifu kaget, 'duh, gue salah ngomong ya?'
"ee.. Tapi kalo Kakak ngga mau ngga papa kok. Aku ngga maksa" Ify langsung menyambung kalimatnya tadi,
"bener gue bisa cerita sama lo?" kedua alis Ify terangkat. Ia lalu mengangguk yakin,
"ehm, gue emang lagi punya masalah"
"Mama gue udah pergi ninggalin gue selamanya. Sekarang.. Papa gue. Bayangin aja, gue itu jarang banget ketemu dia. Dia jarang pulang, cinta banget sama pekerjaannya. Lupa kali ya dia punya anak" Rio tersenyum remeh. Ify benar-benar mengerti perasaan Rio saat ini, "yang sabar ya Kak? Bukan hidup namanya kalau gak ada masalah. Mungkin Papa Kakak juga kerja kan buat Kakak. Buat sekolah, makan. Ngomong baik-baik aja Kak sama Papa Kakak. Minta waktu dia buat Kakak. Yaa.. Kalaupun cuma bisa pas weekend, yang penting kan ada waktu kan?" Rio kembali menatap Ify. Ia jadi merasa bersalah telah membentak dan menuduh Ify waktu itu. Sekarang aja Ify malah memberinya bantuan.
Rio manggut-manggut, "ehm. Thank's ya Fy. Lo mau dengerin curhatan gue. Guee.. Gue minta maaf soal yang waktu itu gue udah jahat sama lo" terdengar dari ucapan Rio ia tulus, "no problem Kak. Aku seneng kok bisa bantu Kakak. Anyway, Papa Kakak mau kemana lagi?" Rio mengangkat bahunya,
"katanya sih tadi keluar negeri selama seminggu"
"owh" keduanya terdiam. Sibuk ddngan pikiran masing-masing. Tiba-tiba, "wah! Ada sunset!" teriak Ify girang. Rio ikut mengikuti arah pandang Ify, "lo suka sunset?" tanyanya sambil menoleh kearah Ify yang masih asyik dengan sunsetnya, "banget! Sunset tuh indaahh... Banget" mata Ify berbinar-binar,
"eh, gue duluan ya Kak. Udah sore banget nih, ngga papa kan?" Ify beranjak dari duduknya,
"mau gue anter?" Rio ikut berdiri,
"ngga usah Kak. Gue bawa mobil kok. Gue duluan ya Kak, dahh..."
Rio hanya menatap punggung Ify yang semakin lama semakin menjauh. Tanpa sadar sebuah senyuman terbentuk si wajah tampannya.
From: Shilla
Fy kita k rmhmu blh gak??
Biasanya kalo nau dateng ke rumah, mereka dateng langsung tanpa permisi kaya gini. Bukan cuma ke rumah Ify, kalau mau ke rumah Via, Shilla,atau Agni mereka juga.langsung dateng aja. Mereka sudah biasa begitu. Dan benar-benar menerapkan sistem 'anggap aja rumah sendiri' tapi kali ini, mungkin karena tadi Ify baru nangis, mereka fikir Ify lagi gak mau diganggu, makanya permisi dulu.
To: Shilla
Sip! Rmh gw jg lg sepi bgt ini. Gw tunggu yaa :)
Ify pun segera ke kamarnya mengganti baju.
***
Ting, nong,
Bel rumah Ify berbunyi. Ia menoleh kearah pintu dan berteriak, "sebentaarrr..." Ify langsung membuka pintu, "eh deh dateng. Langsung ke kamar gue aja yuk! Bentar gue ambil cemilan dulu"
"yang banyak ya Fy!" pesan.Via sambil menaiki tangga. Ify ttersenyum,
"makan muku lo Vi"
"biarin aja napa Ag"
@kamar Ify
"Pacar lo betiga pada lebay deh! Masa cuma karena gue.maafin Ka Rio mereka bilang gue baik bangetlah, berhati malaikatlah"
"APA FY??!! LO MAAFIN KA RIOOO??!!" sontak Ify lagsng menutup kedua telinganya. Suara ketiga temanya cukup memekakkan telinga. Ify memasnag tampang jengkel,
"aish! Lo betiga juga sama aja! Ngomong tuh ga usah pake toa! Emang ya sejodoh banget lo berenam" kata Ify jengkel,
"Fy serius deh nih Fy. Elo maafin Ka Rio? Seriusan?" Agni masih tak percaya,
"iya Agnikuuu..."
"dan lo udah nggak ngerasa sakit hati lagi Fy?" timpal Via,
"yaa.. Gue sih ngga mau aja memperpanjang masalah. Lagian tadi pacar lo bertiga minta maaf sekaligus gitu, yaudah sih"
"tapi Fy, Ka Rio itu udah ngebentak lo didepan umum. Catet Fy! DEPAN UMUM!" Shilla memberi tekanan oada kata 'Depan Umum'
"ih udah deh! Lupain masalah itu. Mending sekarang kita ngapain kek yang seru"
"hmm. Ngapain ya?" Via meletakkan telunjuknya didagu. Ceritanya lagi mikir,
"masak yuk!" ajak Ify. Kebetulan dia belum makan siang,
"SETUJU!!"
***
"Bro, gue beneran liat pake mata kepala gue sendiri. Itu bukan Ify. Itu kerjaan Dea, biar Ify jatoh trus kena ke elo" ntah sudsh berapa kaki Gabriel menjelaskan perkara Ify di kantin tadi agar Rio percaya,
"kenapa sih lo semua belain banget tuh cewe caper. Males banget" kata Rio cuek. Ia kembali menatap ke depan,
"yaa.. Karena kita punya bukti Yo, iya. Trus juga Ify tuh kan baik Yo. Secara dia sahabatnya cewe gue" timpal.Cakka,
"mukanya Ify juga kan kale banget Yo. Mm.. Oke kita nggak bisa kiat dia dari fisiknya. Tapi Ify tuh emang cewe baik-baik Yo" Alvin kembali meyakinkan Rio,
"ck ah! Terserah lo semua deh" Rii lsngsung meninggalkan ketiga temannya yang sudsh pasrah,
"keras banget sih tuh anak palanya. Pengen banget gue pecahin" Gariel geregetan ngeliat tingkah Rio. Dari kecil Rio dsn.Gabriel sudah sahabatan. Makanya dia sangat mengerti Rio. Gabriel.benar-benar kehilangan sosok Rio yang dulu sejak Mamanya -Rio- meninggal.
***
Rio menatap langit-langit kamarnya. Ntah kenapa sejak tadi ia terus memikirkan Ify. Dan ntah kenapa gadis itu terus mampir di pikirannya, "aish! Apaan.sih lo Yo! Dia tuh sama aja kaya cewe lain!" Rio mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia memutuskan untuk keluar sebentar.
"Yo.." Rio menghentikan langkahnya menuju pintu rumah, "kenapa Pa?"
"mm.. Papa ada tugas ke.luar negeri selama.. Kira-kira seminggu ini. Kamu ngga papa kan sama Bibik di rumah?" Rio menatap Papanya kesal,
"terserah!" ia langsung keluar rumah. Papanya terdiam. Sepertinya beliau sadar akan kelakuannya selama ini. Terlalu sibuk kemana-mana sehingga jarang di rumah. Ya tapi mau bagaimana lagi? Ini juga demi Rio. Hanya Rio yg dimilikinya saat ini.
***
Rio memarkirkan motornya di sebuah pantai. Ia memasuki pantai tersebut lalu duduk diatas pasir putih pantai tersebut, "AAARRRGGHH!!! GAK ADA YANG SAYANG SAMA.GUE!!!"
DUK!
Rio mengeluarkan.segala emosinya lalu menendang kaleng bekas di depannya. Ia benar-benar kesal saat ini. Bayangkan saja, dalam sebulan mungkin hanya 6 atau 7 kali ia bisa bertemu Papanya.
***
"Ah! Bosen gue nganggur di rumah. Pantai aah!" Ify langsung menuju garasi dsn membawa Jazz merahnya menuju pantai.
"AAARRRGGHH!!! GAK ADA YANG SAYANG SAMA.GUE!!!" Ify tersentak kaget mendengar teriakan itu. Secepat mungkin ia kembali masuk ke dalam pantai. Ia mendapati seorang cowo yang tampaknya sedang ada masalah. Rio. Ya, dia Rio. Tampak Rio menendang kaleng didepannya, "Ka Rio kenapa ya?" gumam Ify bingung,
"samperin aja kali ya? Tapi gue gak berani"
"udahlah" akhirnua Ify memutuskan untuk mendekati Rio.
Ify dengan takut-takut duduk disebelah Rio, "K.. Kak Rio? Kakak kenapa?" tanya Ify pelan. Rio menoleh. Ify tampak semakin takut. Ia takut Rio akan marah lagi atau membentaknya.
Mata Ify langsung membesar saat didapatinya Rio memeluknya. Rio-memeluk-Ify. Mimpi apa dia semalam hari ini dipeluk Rio. Kemarin baru saja mereka kemarin ada masalah.
Rio memeluk Ify semakin erat. Ify makin kaget. Pelan-pelan tangannya membalas pelukan Rio. Berharap bisa menenangkan Rio yang 'menurutnya' sedang aada masalah.
Rio melepas pelukannya. Ify yakin, pipinya pasti merah sat ini, "mm.. Maaf" ucap Rio pelan,
"ng.. Ngga papa Kak. Kakak, lagi ada masalah ya?" tanya Ify hati-hati. Ia takut kata-katanya salah atau apa. Rio menghela nafas berat lalu mengangguk. Ia menatap lurus kearah pantai,
"mm. Kalo Kakak mau, Kakak bisa cerita ke aku" Rio mentap Ify. Ifu kaget, 'duh, gue salah ngomong ya?'
"ee.. Tapi kalo Kakak ngga mau ngga papa kok. Aku ngga maksa" Ify langsung menyambung kalimatnya tadi,
"bener gue bisa cerita sama lo?" kedua alis Ify terangkat. Ia lalu mengangguk yakin,
"ehm, gue emang lagi punya masalah"
"Mama gue udah pergi ninggalin gue selamanya. Sekarang.. Papa gue. Bayangin aja, gue itu jarang banget ketemu dia. Dia jarang pulang, cinta banget sama pekerjaannya. Lupa kali ya dia punya anak" Rio tersenyum remeh. Ify benar-benar mengerti perasaan Rio saat ini, "yang sabar ya Kak? Bukan hidup namanya kalau gak ada masalah. Mungkin Papa Kakak juga kerja kan buat Kakak. Buat sekolah, makan. Ngomong baik-baik aja Kak sama Papa Kakak. Minta waktu dia buat Kakak. Yaa.. Kalaupun cuma bisa pas weekend, yang penting kan ada waktu kan?" Rio kembali menatap Ify. Ia jadi merasa bersalah telah membentak dan menuduh Ify waktu itu. Sekarang aja Ify malah memberinya bantuan.
Rio manggut-manggut, "ehm. Thank's ya Fy. Lo mau dengerin curhatan gue. Guee.. Gue minta maaf soal yang waktu itu gue udah jahat sama lo" terdengar dari ucapan Rio ia tulus, "no problem Kak. Aku seneng kok bisa bantu Kakak. Anyway, Papa Kakak mau kemana lagi?" Rio mengangkat bahunya,
"katanya sih tadi keluar negeri selama seminggu"
"owh" keduanya terdiam. Sibuk ddngan pikiran masing-masing. Tiba-tiba, "wah! Ada sunset!" teriak Ify girang. Rio ikut mengikuti arah pandang Ify, "lo suka sunset?" tanyanya sambil menoleh kearah Ify yang masih asyik dengan sunsetnya, "banget! Sunset tuh indaahh... Banget" mata Ify berbinar-binar,
"eh, gue duluan ya Kak. Udah sore banget nih, ngga papa kan?" Ify beranjak dari duduknya,
"mau gue anter?" Rio ikut berdiri,
"ngga usah Kak. Gue bawa mobil kok. Gue duluan ya Kak, dahh..."
Rio hanya menatap punggung Ify yang semakin lama semakin menjauh. Tanpa sadar sebuah senyuman terbentuk si wajah tampannya.
0 komentar:
Posting Komentar