suara merdu Acha sepertinya terdengar sampai kamar disebrang kamar Acha (kamar Acha di lantai 2). Si pemilik kamar keluar menuju balkonnya mendengarkan permainan piano Acha. Tak lama Acha selesai,
"yahh.. Kok selesai sih?" keluhnya. Acha memutuskan untuk keluar kamarnya. Orang tadi tampak senang ingin berjumpa dengan Acha. Tapi..
"lo?"
"elo??"
"jadi yang tadi nyanyi sama main piano ituu.. Elo?" tanya cowo yang ternyata Iqbaal itu,
"iya gue, kenapa? Ngga suka lo??" tanya Acha dengan sewotnya,
"itu rumah lo dong! Nggak rumah nenek gue! Ya iyalah rumah gue. Ngapain gue malem-malem di rumah orang. Dan... Itu rumah lo?" tanya Acha balik,
"iya rumah gue"
"OMG nasib banget ya gue harus tetanggaan sama cowo rese kaya lo!"
"dih! Lo pikir gue mau apa tetanggaan sama cewe bawel kaya lo!"
"rese lo!"
"elo tuh!"
"elo"
"elo"
"elo"
"elo"
"elo"
"eh ya ampun apa-apaan sih ini?" bersamaan dua orang Ibu-Ibu, satu dari kamar Acha satu dari kamar Iqbaal datang,
"kenapa sih Cha?"
"ada apa sih Baal?"
"itu tuh Ma cowo rese itu! Kenapa sih harus tetanggaan sama dia!" Mama Acha mengangkat kepalanya melihat rumah sebrang,
"lho! Rike?"
"Fira? Hey apa kabaar??"
"baik jadi itu rumah kamu?"
"iya ini Iqbaal anak ku"
"wah.. Ganteng yaa? Udah lama banget lho rasanya nggak ketemu"
"iya udah setahun lebih mungkin" dan blablabla. Keduanya jadi ngerumpi yang bikin Iqbaal dan Acha cengo,
"dikacangin sama nyokap sendiri gue" keluh Acha,
"apa-apaan nih malah ngerumpi" kata Iqbaal ikutan keki. Acha dan Iqbaal serentak masuk ke kamar masing-masing dan membiarkan Mama mereka ngerumpi.
****
"Cha, kamu udah kenal Iqbaal sebelumnya?" tanya Mama saat sarapan pagi itu,
"dia temen sekelas Acha Ma"
"wah bagus dong. Mamanya Iqbaal itu sahabat Mama sejak SMA"
"sahabat?" Acha kaget mendengar penuturan Mamanya,
"iya sahabat" sang Mama tersenyum manis,
'kalo nyokap gue sama Iqbaal aja sahabat, masa iya gue harus musuhan gak jelas terus sama dia. Tapi kalo temenan juga ngga mungkin' batin Acha. Raut wajahnya berubah-ubah geje',
"Cha, kamu kenapa sayang?" Mamanya membuyarkan lamunan Acha,
"hah? Oh, ng... Ngga papa Ma. Ma, Acha berangkat dulu ya. Daahh..."
"hati-hati!!"
"ayo Pak buruan!"
"baik non" Acha langsung masuk ke mobilnya.
****
"morning Achaaa...!!!"
"morning Ren" Rena mengambil duduk di sebelah Acha,
"eh Ren gue mau curhat nih. Gue lagi kesel.."
"sama siapa?"
"lo tau nggak?.."
"gak" Rena langsung motong pembicaraan Acha,
"dengeri dulu Rena"
"hehe piece, apaan?"
"gue tetanggaan sama Iqbaal. Hueeeee...!!! Dan nyokap gue sama nyokap dia sahabatan lama!"
"What?! Ciyus?! Ahahaha... Selamat Achaa.. Jodoh kali lo ssama diaa"
"diih amit-amit cabang baby gue jodoh sama dia"
"hati-hati Acha kalo ngomong" tak lama, Iqbaal masuk bersama ganknya. Aldi, Bastian, dan Kiky. Ia menoleh ke arah Acha,
"apa lo liat-liat??" ujar Acha sewot,
"males gue pagi-pagi cari ribut sama lo" kata Iqbaal seraya duduk,
"bagus deh! Yuk Ren keluar. Panas disini" mereka pun keluar,
"Baal.. Baal.. Kenapa sih lo bedua beranteemm mulu tiap ketemu"
"udah takdir Ki" jawab Iqbaal asal,
"bahaya lo Baal. Benci jadi cinta baru tau rasa lo" timpal Aldi,
"makanya kaya gue dong, ga perlu ngejer-ngejer cewe, cewe yg ngejer gue kan?" Bastian kepedean.
"ga nyambung bego!" Iqbaal menoyor kepala Bastian,
"nyantai aja napa..".
Skip...
Acha lagi di kamarnya. Dia lagi bingung banget mau ngapain. Dari
tadi dia guling-guling gak jelas sampe tempat tidurnya berantakan. Mau main
piano tapi tiba-tiba gak mood.
Rumah Acha lagi sepi banget. Cuma ada dia, supir, dan pembantunya.
Soalnya, Mamanya lagi pegi sama Tante Rike. Sementara Papanya belum pulang
tugas di NY,
"ish! Sumpah ya bosen banget gue ah!" Acha akhirnya
berjalan keluar balkon kamarnya. Ia melihat-lihat daerah sekitar perumahannya.
Tanpa ia sadari, kamar disebrang kamarnya, yang tak lain adalah kamar Iqbaal
terbuka pintunya. Acha masih belum sadar. Sampai akhirnya ia menyadari dan tak
langsung angkat bicara, "gue lagi males debat sama lo hari ini" kata
Iqbaaal tenang tanpa melirik Acha sama sekali,
"bagus deh kalo gitu" Iqbaal mengangkat kepalanya
melirik Acha,
"Cha.."
"apaan?"
"lo anggep gue
musuh lo?" Acha sedikit tersentak dengan pernyataan Iqbaal tadi,"ee.. Guee.. Ng.. Ngga sih. Lo sendiri?" Iqbaal menggeleng seraya tersenyum,
"gue minta maaf ya Cha kalo selama ini buat lo kesel atau sejenisnya" ujar Iqbaal tulus,
"ga papa Baal gue juga minta maaf" Acha menunduk,
"duh! Kok kita jadi mellow gini sih? Ga asik ah!"
"haha! aneh lo Cha. Eh o=iya Cha, besok berangkat bareng mau?" tawar Iqbaal. Dia aja bingung sama kata-katanya barusan, 'adu Baal lo ngomong apa sih?' batinnya,
"berangkat bareng? Boleh" Acha tersenyum. Tampak wajah Iqbaal berubah senang,
"oke, gue jemput jam setengah 7 ya?"
"sip! Gue masuk dulu ya, dah Baal!" Acha kembali ke kamarnya sambil senyam-senyum geje, 'Acha tuh kalo diperatiin cantik juga ya?'.
****
"Ma Acha berangkat dulu yaa!"
"sarapan dulu sayang"
"ntar aja di sekolah! Dah Maaa.." Acha langsung keluar rumah,
"pagi Baal.."
"pagi Cha. Berangkat sekarang?"
"yup! Ayo!" Acha langsung naik ke motor caviga Iqbaal dan melasat menuju sekolah.
Sesampainya di sekolah. Tatapan bingung dan heran anak-anak terarah kepada mereka. Sejak kapan Iqbaal sama Acha akur? Itu pasti pertnyaan pertama,
"lo semua pada kenapa sih?" tanya Acha sesampainya di kelas,
"lo kesambet apaan Cha?" tanya Rena bingung,"
"ngga ada. kenapa sih?"
"lo udah temenan sama Iqbaal? Bukannya kalian.."
"udahlah Ren. Abis gue bosen berantem mulu sama dia"
"waaa bagus dong!".
***
Siang @Rumah Iqbaal
"APAAA??!!!"
"WHAT???!!"
"CIYUS LO??!!!"
"ih lo bertiga apaan sih ah! Budek nih gue bentar lagi!" kata Iqbaal kesel setengah mati,
"lo ngga salah kan Baal suka sama Acha??" tanya Bastian yg masih kaget,
"nggak. Gue yakin banget sama perasaan gue"
"well, kita bakal bantu lo buat nembak Acha besok" ujar Kiky yang langsung disetujui teman-temannya,
"masa cepet banget"
"kan lebih cepat lebih baik. Dari pada ntar diembat Bastian gimana?" ujar Aldi yg langsung mendapat jitakan dari Bastian.
Hari ini acar penembakan Acha. Iqbaal udah keren banget malam itu. Ia mengirimkan sms ke Acha.
To: Acha
gue tungu ditaman Cha.. Dandan yg cantiik
Acha mengerutkan dahinya bingung, "ngapain coba di anak?" Acha pun mengganti bajunya dengan dress putih selutut dan flat shoes. Simple tapi cantik. Ia segera keluar rumah menemui Iqbaal.
@taman
"Iqbaal mana ya?" tiba-tiba saja suara sebuah petikan gitar mengalun. Menyanyikan sebait lagu favorit Acha,
When I see your face
There's not a thing that I would change
'Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile
The whole world stops and stares for awhile
'Cause girl, you're amazing
Just the way you are
Acha kaget dan speechelas. Ia hanya bisa tersenyum melihat segalanya, "gue tau Cha gue emang bukan cowo romantis. Tapi kali ini gue nggak bisa boong. Do you want to be my girlfriend Cha?" semakin membuat Acha tercengang dan berpikir,
"sorry.." wajah Iqbaal langsung berubah, "I can't refuse you" Acha tersenyum dan sejurus kemudian Iqbaal mengangkat kepalanya,
"thank's Cha. GUE JANJI GAK AKAN NINGGALIN LO AND ALWAYS BESIDE YOU, FOREVER!!" Iqbaal teriak sekuat tenaga.
Yes! Finish! Ini cerbung pertamaku lho. Semoga suka..
0 komentar:
Posting Komentar